Luhut Mau Evaluasi Biaya Operasi untuk Turunkan Tiket Pesawat, Apa Efeknya ke Maskapai dan Negara?

JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan menurunkan harga tiket pesawat dengan mengevaluasi biaya operasi pesawat.
Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menyambut baik upaya ini.
Kata dia, selama ini industri penerbangan terbebani biaya operasional yang tinggi, sedangkan pemerintah tidak berinisiatif melakukan koreksi pada komponen biaya operasi pesawat.
Baca juga: Pemerintah Bentuk Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat

"Apa yang dikatakan Pak Menko Marves ini betul dan sebenarnya sudah dikeluhkan juga oleh industri penerbangan sejak lama," ujarnya saat dihubungi , Senin (15/7/2024).
Gatot menjelaskan, selama ini maskapai mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk merevisi aturan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat agar bisa naik lantaran tidak sanggup terbebani dengan biaya operasional yang sudah mengalami kenaikan sejak aturan TBA dikeluarkan sejak 2019 lalu.
Dengan kenaikan TBA, maka maskapai bisa dengan leluasa menentukan harga tiket pesawat sesuai dengan biaya operasional pesawat saat ini.
Berbeda dengan usulan maskapai tersebut, Luhut justru ingin menurunkan harga tiket pesawat dengan menurunkan biaya-biaya operasional pesawat sehingga TBA tiket pesawat tidak perlu direvisi.
Baca juga: Luhut: Harga Tiket Pesawat di Indonesia Termahal ke-2 Dunia
Lebih lanjut dia menjelaskan, secara bisnis, perusahaan akan mendapatkan keuntungan jika pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Dalam bisnis penerbangan, keuntungan bisa didapat dari menaikkan TBA seperti keinginan maskapai sehingga pendapatan mereka bisa sama atau lebih besar dari biaya operasional.
Atau, keuntungan bisa didapatkan dengan menurunkan biaya operasional yang selama ini menjadi beban maskapai sehingga bisa lebih rendah atau sama dengan pendapatan saat ini.
Terkini Lainnya
- [POPULER MONEY] Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos PKH | Prabowo Ancam Penggilingan yang Tak Patuh HPP Gabah
- Bantah Pertamina Jual Bright Elpiji 3 Kg, Bahlil: Ada yang Tidak Nyaman, Kami Mau Tertibkan...
- Tanah Warga Pangandaran Dipasangi Plang Kemenkeu, Begini Duduk Perkaranya
- Mengenal 7 Produk Investasi: Keuntungan, Risiko, dan Tips Memilihnya
- Bahas Skema Pengecer Jadi Sub Pangkalan, Bahlil Gelar Rapat Tertutup Malam Ini
- Perjalanan Katlin Smith Bangun Startup hingga Terjual Rp 12,5 Triliun
- 200 Pegawai Daop 1 Jakarta Turun Langsung jadi Porter, Bentuk Permohonan Maaf atas Keterlambatan KA
- RUU BUMN Bakal Disahkan Besok, Apa Hubungannya dengan Danantara ?
- BRI Microfinance Outlook 2025: Mendorong Keuangan Inklusif, UMKM Jadi Pilar Ekonomi
- Dukung Penyaluran Elpiji 3 Kg Dibatasi, Indef: Agar Tepat Sasaran
- Catat Tanggalnya, Ini Jadwal Penerbitan SBN 2025
- Pertamina Bantah Isu Bright Gas 3 Kg Gantikan Elpiji Subsidi
- Investasi 38 Juta Dollar AS untuk Hilirisasi Tembaga Bisa Serap 253.000 Tenaga Kerja
- Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya
- Impor Daging Sapi dan Daging Kerbau, Bapanas: Tunggu Risalah Rakortas
- Bantah Pertamina Jual Bright Elpiji 3 Kg, Bahlil: Ada yang Tidak Nyaman, Kami Mau Tertibkan...
- Bahas Skema Pengecer Jadi Sub Pangkalan, Bahlil Gelar Rapat Tertutup Malam Ini
- Harga Bahan Pokok Senin 15 Juli 2024, Harga Minyak Goreng Curah Turun
- Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham di Awal Pekan Ini
- Dorong Pertumbuhan Ekonomi lewat Riau Bhayangkara Run 2024
- Suku Bunga The Fed Bayangi Pergerakan IHSG Pekan Ini, Simak Rekomendasi Saham dari IPOT
- Mantan Dirut BTPN Diangkat Jadi Komisaris di Emiten Bioskop CNMA