pattonfanatic.com

Penjualan Anjlok Lebih dari 20 Persen, CEO Burberry Mundur

Pop-up Store Burberry di Main Atrium Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2022).
Lihat Foto

LONDON, - CEO rumah mode asal Inggris Burberry, Jonathan Akeroyd mengundurkan diri dari perusahaan setelah penjualan anjlok lebih dari 20 persen. Adapun Akeroyd baru menjabat selama dua tahun.

Dilansir CNN, Senin (15/7/2024), Burberry menunjuk Joshua Schulman sebagai pengganti Akeroyd menjadi CEO.

"Jonathan Akeroyd meninggalkan Burberry dengan "efek langsung," kata perusahaan dalam rilis pendapatannya hari Senin kepada CNN.

Adapun Joshua Schulman ialah seorang veteran pakaian mewah yang pernah menjabat sebagai CEO di Coach dan Michael Kors.

Baca juga: Gaikindo Sebut Aturan OJK Jadi Salah Satu Penyebab Penjualan Mobil Turun

Perlambatan ekonomi global khususnya dalam belanja barang mewah telah memaksa Burberry mengeluarkan peringatan laba, dan menghentikan pembagian dividennya. Sahamnya merosot 17 persen dalam perdagangan tengah hari di Bursa Efek London.

Pimpinan Burberry, Gerry Murphy mengatakan, kuartal yang dialami merek berusia 168 tahun itu mengecewakan dan pasar barang mewah terbukti lebih menantang dari yang diharapkan.

"Kami mengambil tindakan tegas untuk menyeimbangkan kembali penawaran kami agar lebih dikenal oleh pelanggan inti Burberry sekaligus menghadirkan hal-hal baru yang relevan," tulis Murphy.

"Kami berharap tindakan yang kami ambil, termasuk penghematan biaya, akan mulai memberikan peningkatan di paruh kedua tahun ini dan memperkuat posisi kompetitif kami serta mendukung pertumbuhan jangka panjang," tulisnya.

Burberry yang terkenal dengan jas dan tasnya, akan mengalihkan fokusnya untuk menyasar konsumen kelas atas dan menawarkan barang-barang mewah untuk sehari-hari. Perusahaan ini juga berencana untuk meluncurkan situs web baru pada bulan Agustus.

Menurut analis ritel dan direktur pelaksana di GlobalData Retail Neil Saunders, Burberry telah mengalami keruntuhan penjualan dan laba yang panjang, dan kondisinya tampaknya semakin memburuk.

Saunders mengatakan, kombinasi dari permintaan yang menurun terhadap barang-barang mewah dan arah merek adalah alasan yang patut disalahkan.

"Ada kesan bahwa Burberry telah berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan bahwa rencana revitalisasi Jonathan Akeroyd sebagian besar telah gagal menghentikan kemerosotan," kata Saunders kepada CNN.

"Perbaikan arah diperlukan sejak lama dan Burberry berharap CEO baru dapat mewujudkannya," ucap dia.

Baca juga: CEO JPMorgan Chase Berikan Isyarat Pensiun, Ini Calon Penggantinya

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat