pattonfanatic.com

Pemerintah Ingin Turunkan Harga Tiket Pesawat, Pengamat Sarankan Ini

Ilustrasi pesawat.
Lihat Foto

JAKARTA, - Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengusulkan pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar avtur untuk menurunkan harga tiket pesawat.

Sebab menurutnya, jika pemerintah menurunkan harga tiket dengan mengevaluasi biaya operasional penerbangan seperti yang diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya, maka akan menjadi tidak efektif.

Dia mengatakan, pemerintah perlu mengkaji pola pasar, pola harga, maupun sensitivitas biaya (cost sensitivity) untuk mengetahui penyebab harga tiket pesawat mahal.

Baca juga: Bukan Harga Tiket, Ini yang Bikin Masyarakat Bayar Tiket Pesawat Mahal

Ilustrasi penerbangan, tiket pesawat.SHUTTERSTOCK/ZINAIDASOPINA Ilustrasi penerbangan, tiket pesawat.
"Kalau sekedar turunin harga, dengan cara gimana pangkas biaya sedikit di sini, sedikit di situ, tidak akan efektif," ujarnya kepada , Senin (15/7/2024).

Dia mengungkapkan, pada 2016 tarif batas atas (TBA) tiket pesawat lebih tinggi dari TBA 2019 yang sampai saat ini masih berlaku.

Kala itu ongkos maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) masih di kisaran Rp 330.000 hingga Rp 380.000 per kursi per jam terbang.

Akan tetapi, saat ini ongkos maskapai LCC naik menjadi Rp 550.000 sampai Rp 600.000 per kursi per jam terbang karena harga avtur naik dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah dibandingkan pada tahun 2016.

Baca juga: Luhut Klaim Harga Tiket Pesawat RI Termahal Kedua di Dunia, Pengamat: Justru Lebih Murah

Alhasil maskapai terpaksa menaikkan harga tiket pesawat agar tidak rugi karena biaya operasionalnya bertambah.

"Kalau mau benar-benar turunin harga tiket seperti tahun 2016, gampang sih, turunin harga avtur dan kurs dollar AS seperti 2016. Sanggup enggak?" imbuhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat