pattonfanatic.com

Wall Street Sentuh Rekor Tertinggi

Ilustrasi bursa saham.
Lihat Foto

NEW YORK, - Bursa saham AS atau Wall Street menguat dan mencapai hari terbaik dalam setahun pada penutupan perdagangan, Selasa (16/7/2024) waktu setempat. Indeks saham-saham berkapitalisasi pasar kecil atau Russell 2000 melonjak 3 persen.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik ke level tertinggi baru pada hari Selasa, karena pasar bullish meluas melampaui saham-saham teknologi di tengah harapan penurunan suku bunga di masa depan.

Dow melonjak 742,76 poin, atau 1,85 persen dan ditutup pada level 40.954,48. Indeks yang berisikan 30 saham itu mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan ditutup pada rekornya.

Baca juga: Resep Andry Hakim Sukses Cuan Miliaran Rupiah dari Investasi Saham, Kombinasi 3 Hal Ini

 

Adapun indeks Russell 2000 yang berisikan saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang kecil naik lebih dari 3 persen, dan merupakan kenaikan kelima kalinya.

Indeks S&P 500 bertambah 0,64 persen dan ditutup pada level 5.667,20. Sementara itu, Nasdaq Komposit mengakhiri sesi lebih tinggi dengan kenaikan sebesar 0,2 persen dan ditutup pada level 18.509,34.

Kenaikan indeks Nasdaq sedikit tertinggal karena saham-saham teknologi sebagian besar tidak mengikuti reli pada hari Selasa.

Saham Caterpillar naik lebih dari 4 persen, dan menjadikannya sebagai saham peraih keuntungan terbesar kedua dalam indeks Dow setelah UnitedHealth.

Baca juga: Investor Wall Street Ramai Jual Saham, S&P 500 dan Nasdaq Melemah

Sementara itu, saham perusahaan asuransi UnitedHealth naik 6,5 persen, usai mencatatkan hasil kuartal kedua yang lebih baik dari perkiraan.

Sektor keuangan menjadi sektor yang mencatatkan bullish. Hal ini didorong oleh laporan pendapatan dari Bank of America dan Morgan Stanley yang datang lebih cepat dari perkiraan analis.

Saham Bank of America melonjak lebih dari 5 persen, sementara saham Morgan Stanley bertambah hampir 1 persen.

Peralihan dari saham-saham teknologi megacap menjadi saham-saham berkapitalisasi kecil dan saham siklikal dimulai seminggu yang lalu ketika indeks harga konsumen bulan Juni menunjukkan inflasi terendah dalam tiga tahun.

Baca juga: Gandeng Samuel Sekuritas, Sandiaga Uno Ingin Perkuat Indeks Saham di Sektor Parekraf

Angka tersebut dinilai investor sebagai tanda bahwa inflasi mendekati target Federal Reserve sebesar 2 persen, dan bank sentral mungkin dapat menurunkan suku bunga. Menurut CME FedWatch, para investor saat ini melihat potensi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada bulan September.

Sementara itu, pemangkasan suku bunga dipandang akan meningkatkan ketergantungan perusahaan-perusahaan kecil dan industri berkaitan dengan biaya pinjaman dibandingkan dengan saham-saham teknologi megacap.

Dalam satu minggu terakhir saja, indeks Russell 2000 telah melonjak lebih dari 11 persen, sedangkan indeks saham blue-chip Dow telah menguat lebih dari 4 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq hanya naik 0,4 persen. Di sisi lain, saham AI seperti Nvidia dan induk Google Alfabet masing-masing turun lebih dari 1 persen pada hari Selasa.

Baca juga: Resmi IPO, Saham LABS Melesat 34,3 Persen di Awal Sesi

“Ada banyak momentum di balik rotasi perdagangan ini dari perusahaan teknologi berkapitalisasi besar ke perusahaan berkapitalisasi kecil dan ke saham rata-rata,” kata ahli strategi investasi di Baird Ross Mayfield.

“Ini adalah sebuah rotasi, namun ini lebih ke sisi positif dari sektor-sektor yang lebih bersiklus di pasar dibandingkan dengan referendum mengenai potensi AI dalam jangka panjang,” tambah dia.

Data penjualan ritel yang dirilis pada hari Selasa semakin mendorong keyakinan investor bahwa The Fed telah mencapai apa yang disebut sebagai soft landing terhadap perekonomian.

Penjualan bulan Juni tidak berubah, dibandingkan ekspektasi penurunan. Indeks yang tidak termasuk otomotif bulan Juni naik 0,4 persen, dan merupakan kenaikan lebih besar dari perkiraan konsensus 0,1 persen oleh Dow Jones.

“Data ini seharusnya positif bagi pasar,” kata kepala strategi global di LPL Financial Quincy Krosby.

Baca juga: BEI: Mekanisme Perdagangan Saham Short Selling Belum Tentu Diberlakukan Tahun Ini

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat