pattonfanatic.com

The Fed "Diramal" Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Bagaimana dengan BI?

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan kondisi nilai tukar usai rapat bersama Presiden Joko Widodo dan KSSK di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Bank Indonesia (BI) memproyeksi, tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, akan turun lebih cepat dari perkiraan semula. Dalam catatan terbaru, BI memproyeksi, suku bunga The Fed mulai turun pada November 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, laju inflasi AS pada bulan Juni 2024 ebih rendah dari prakiraan pasar. Perkembangan data ini pun diyakini berdampak terhadap arah kebijakan moneter The Fed.

"Dengan data-data terakhir yang kami lihat kenapa kami sampaika yang semula Fed Fund Rate kami perkirakan baru turun Desember (2024), itu ada probabilitas yang semakin besar akan maju ke November (2024)," tutur dia, dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Bahkan, Perry bilang, pasar berekspektasi tingkat suku bunga acuan The Fed bakal turun lebih cepat, yakni pada September (2024). Ekspektasi ini mulai muncul jelang pengumuman hasil pertemuan pejabat The Fed pada pengujung Juli.

"Pasar itu biasanya bereaksi sebelumnya," katanya.

Baca juga: Suku Bunga The Fed Bayangi Pergerakan IHSG Pekan Ini, Simak Rekomendasi Saham dari IPOT

Di tengah ekspektasi penurunan tingkat suku bunga The Fed yang lebih cepat, Perry bilang, BI masih mempertahankan rencana untuk melakukan penurunan suku bunga pada kuartal IV-2024. Namun demikian, ia tidak merinci kapan penurunan BI Rate bakal dilakukan.

"Kami masih melihat ruang untuk arah suku bunga BI Rate akan turun kemungkinan masih sama, yaitu pada triwulan IV," tuturnya.

Baca juga: S&P 500 dan Nasdaq Sentuh Rekor Usai The Fed Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga

BI tidak akan terburu-buru untuk melakukan penyesuaian tingkat suku bunga acuannya. Perry bilang, bank sentral akan mencermati perkembangan arah kebijakan moneter The Fed, tingkat imbal hasil obligasi AS, serta pergerakan dollar AS.

"Dan kemungkinan dengan Fed Fund Rate lebih maju kami akan lihat, bagaimana Fed Fund Rate, bagaimana US Treasury, bagaimana dollar AS," ucap Perry.

Sebagai informasi, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli, BI memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level 6,25 persen. Keputusan itu diambil untuk menjaga inflasi berada di kisaran target bank sentral serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah volatilitas pasar keuangan yang tinggi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat