Tata Metal Lestari Dukung Ekspansi Ekspor Baja Lapis ke Australia
JAKARTA, - Produsen baja lapis PT Tata Metal Lestari mendukung ekspansi ekspor baja lapis khususnya ke Australia. Perseroan pun telah merambah ekspor ke 20 negara.
Head of Government & Public Relations PT Tata Metal Lestari, Maharany Putri menjelaskan, IA-CEPA berdampak signifikan pada industri baja Indonesia dan Australia dengan meningkatkan peluang perdagangan barang dan jasa, investasi dan kerja sama ekonomi (economic cooperation) kedua negara.
Menurutnya, dengan dibukanya akses bea masuk dari 15 persen menjadi nol persen untuk Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC) sebanyak 250.000 ton di tahun pertama dan meningkat 5 persen setiap tahunnya, maka daya saing harga akan produk akhir di kedua negara bahkan di negara ketiga akan tercipta.
Baca juga: Dorong Ekspor Nonmigas, Mendag Lepas 8 Kontainer Baja Lapis Tata Metal ke 3 Negara
Inovasi, transfer ilmu, serta penelitian dan pengembangan dalam industri baja lapis hingga konstruksi baja ringan pun teraktivasi sebagai manifestasi dari elemen kerjasama ekonomi yang pasti berujung kepada investasi.
"Perjanjian ini terbukti mampu meningkatkan akses pasar dengan mengurangi hambatan dan biaya bagi pelaku usaha yang melakukan ekspor ke Australia," kata Maharany dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2024).
Di sisi lain, imbuh dia, perjanjian ini juga membuka potensi sumber daya bagi industri baja hilir Indonesia dengan menunjukkan efisiensi biaya dan keadilan harga yang lebih baik.
"Produk akhirnya juga bisa dikirim ke negara ketiga," terang Maharany.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI
Ia menambahkan, hingga saat ini Tata Metal Lestari telah mengekspor baja lapis sebagai bahan baku produk baja ringan struktural dan genteng metal untuk pembangunan rumah di Australia yang cukup pesat peningkatan permintaannya.
Perseroan pun mengikuti mini expo yang diadakan dalam rangka Rapat Koordinasi dan Pertemuan Teknis (Rakornis) Perwakilan Perdagangan (Perwadag) RI di Luar Negeri, di Grand Hyatt Melbourne, Australia, pada 10 hingga 12 Juli 2024 lalu.
Terkini Lainnya
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- 4 Contoh Pendapatan Asli Daerah, Jenis, dan Sumbernya
- Indodax Diduga Kena "Hack", CEO Buka Suara
- Pengertian Pendapatan Asli Daerah, Sumber, dan Contohnya
- Anggaran Kementerian BUMN Tetap tapi Target Dividen Naik, Erick Thohir: Mungkin Ini Cobaan Buat Kami
- Tips Mengatasi Kartu Debit dan Kartu Kredit BCA Hilang di Luar Negeri
- Jangan Asal Klik! Lakukan Hal Ini Biar Tidak Terjebak Link Palsu DANA Kaget
- Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas
- Pasar Obligasi RI Diproyeksi Beri Imbal Hasil Positif di 2024-2025
- Apindo Sebut Thomas Djiwandono Cocok Jadi Menteri Ekonomi Prabowo
- Cara Cetak Emas Fisik di Pegadaian serta Syarat dan Biayanya
- Pengertian Daerah Otonom yang Selanjutnya Disebut Daerah Terdapat dalam Pasal Apa?
- Bank Asing Cabut dari RI, OJK: Persaingan Ritel di Indonesia Berat
- PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
- Kolaborasi Kadin dan SRC Bersihkan Kampung Batik Laweyan Bersama 500 Relawan
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- FILONOMICS: Pinjol Salurkan Pinjaman Rp 59,64 Triliun, Mayoritas Pengguna Anak Muda
- Literasi, "Momok" Terbesar Pengembangan SDM di Indonesia
- [POPULER MONEY] Pengusaha "Waswas" RI Banjir Keramik Impor | OJK Minta Perbankan Awasi Risiko "Paylater"
- Jababeka Bakal Jual Aset di Cikarang untuk Bayar Utang
- Cara Mudah Setor dan Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA