pattonfanatic.com

Sensitif dengan Sentimen Suku Bunga, S&P 500 dan Nasdaq Berakhir di Zona Merah

Ilustrasi saham, pasar saham, transaksi saham.
Lihat Foto


NEW YORK, - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (16/7/2024) waktu setempat. S&P 500 dan Nasdaq Komposit mundur pada hari Rabu karena rotasi dari saham-saham teknologi yang sedang naik daun dan ke saham-saham yang lebih sensitif terhadap suku bunga terus berlanjut.

S&P 500 kehilangan 1,39 persen menjadi ditutup pada level 5.588,27. Sementara itu, indeks yang berisikan saham - saham teknologi seperti Nasdaq turun 2,77 persen menjadi berakhir pada level 17.996,92, dan mencatat sesi terburuk sejak Desember 2022.

Namun, Dow Jones Industrial Average (DJIA) berhasil menguat 243,60 poin, atau 0,59 persen pada perdagangan rabu, dan berakhir pada level 41.198,08. Hal ini mendorong indeks ke penutupan pertamanya di atas level 41.000.

Saham UnitedHealth naik sekitar 4,5 persen didukung laporan pendapatan yang kuat, dan berhasil membantu mengangkat indeks DJIA. Di sisi lain, S&P 500 dan Nasdaq terbebani oleh terus melemahnya saham-saham teknologi megacap. Hal ini menandai perubahan besar dalam saham-saham teknologi yang melesat tahun ini di tengah kegilaan kecerdasan buatan.

Baca juga: The Fed Diramal Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Bagaimana dengan BI?

Faktanya, sesi hari Rabu adalah yang pertama sejak tahun 2001 di mana Nasdaq membukukan kerugian melebihi 2,5 persen sementara Dow Jones mencatatkan keuntungan. Dalam indeks S&P 500, layanan teknologi informasi dan komunikasi adalah dua sektor dengan kinerja terburuk pada sesi tersebut.

Platform Meta anjlok 5,7 persen, sementara perusahaan teknologi besar setara dengan Netflix dan Microsoft turun lebih dari 1 persen. Selanjutnya, saham Apple melemah 2,5 persen.

Saham semikonduktor juga mengalami kesulitan setelah Bloomberg News melaporkan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan perdagangan yang lebih ketat jika perusahaan terus memberikan akses kepada China terhadap teknologi buatan AS.

ETF Semikonduktor VanEck (SMH) turun lebih dari 7 persen setelah laporan tersebut, dan menjadi hari terburuk sejak Maret 2020. Saham Nvidia dan saham Taiwan Semiconductor yang terdaftar di AS juga turun masing-masing lebih dari 6 persen dan hampir 8 persen.

Baca juga: Wall Street Sentuh Rekor Tertinggi

 


Indeks Russell 2000 tergelincir 1 persen, dan mengakhiri kenaikan beruntun dalam lima hari. Namun, indeks yang berfokus pada saham berkapitalisasi kecil itu telah naik lebih dari 9 persen selama lima hari perdagangan terakhir seiring meluasnya reli pasar. Sementara itu, Nasdaq telah merosot lebih dari 3 persen pada periode yang sama di tengah aksi jual teknologi.

Rotasi ini terjadi karena para investor optimis terhadap penurunan suku bunga, yang akan menguntungkan perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil dan perusahaan-perusahaan dengan biaya pendanaan lebih tinggi.

CME FedWatch juga menilai perdagangan berjangka dana Fed juga menyiratkan kemungkinan besar Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September.

“Orang-orang sebenarnya hanya menjual sebagian saham-saham megacaps, mengambil sebagian keuntungan, dan membeli beberapa perusahaan yang lebih bersifat siklus,” kata kepala penelitian dan strategi kuantitatif di Horizon Investments Mike Dickson, dikutip dari CNBC

“Saya tidak akan terkejut melihat hal ini terus berlanjut hingga menghasilkan pendapatan,” tambah dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat