pattonfanatic.com

Masih Banyak Pedagang Pasar di Jakarta Enggan Pakai QRIS, Apa Sebabnya?

Robeha, salah satu penjual daging ayam di Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2023)
Lihat Foto

- Manajer humas PD Pasar Jaya Agus Lamun mengungkapkan karakter pedagang pasar di Jakarta terkait digitalisasi transaksi pembayaran seperti QRIS dan yang lainnya.

Meski perkembangan teknologi di ibu kota lebih pesat, Agus mengakui masih banyak pedagang yang belum mau menggunakan system pembayaran digital dalam transaksi belanja mereka.

“Kalau di Jakarta masih belum sampai 50 persen pedagang yang pakai QRIS. Kecuali di pasar yang segmennya memang menengah ke atas atau modern seperti di Mayestik itu,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis (18/7/2024).

Agus mengungkapkan sejumlah alasan pedagang pasar di Jakarta enggan menggunakan transaksi digital. Pertama, pedagang merasa transaksi digital berbelit belit atau tidak mau ribet.

Pedagang mengaku penggunaan aplikasi hingga proses pencairan atau settlement dari pembayaran digital memakan waktu yang tidak sebentar.

Baca juga: 9 Negara yang Bisa Menggunakan QRIS untuk Belanja, Mana Saja?

“Alasan tidak mau ribet ini terutama untuk pedagang yang tua-tua,” kata Agus.

Kedua, masih banyak pedagang yang menganggap penggunaan QRIS adalah transaksi riba.

“Masih banyak pedagang di Jakarta tidak mau pakai QRIS karena menurut mereka itu produk bank yang identik dengan riba,” kata Agus.

Padahal menurut Agus, rata-rata pasar di Jakarta hari ini sudah menggunakan sistem cashless dalam pembayaran uang sewa.

Untuk itu, Agus berharap ke depan pihak perbankan dan pengelola pasar bisa lebih masif untuk bekerjasama demi memperkenalkan pembayaran digital bagi pedagang pasar di Jakarta.

“Perbankan dan pemda atau pengelola pasar harus meyakinkan kalau pembayaran digital itu sudah kewajiban, bukan cuma kebutuhan,” kata Agus.

Agus berpesan para pedagang harus sadar dampak dari digitalisasi pembayaran justru lebih banyak positifnya. Selain untuk pencatatan transaksi jual beli yang lebih rapi, hal itu juga bisa mempermudah promosi dagang.

Baca juga: QRIS Bakal Segera Bisa Digunakan di Korea Selatan

“Pedagang yang tidak mau melakukan digitalisasi konsumennya cuma mengadalkan yang datang langsung ke pasar atau offline. Sementara yang sudah digital justru bisa mendapatkan banyak pelanggan baru dari online,” kata Agus.

Agus menekankan bahwa Jakarta sebentar lagi bukan lagi ibu kota, melainkan akan menjadi pusat ekonomi Indonesia bahkan global. Untuk itu, proses digitaliasasi harus sudah disosialisasi dengan baik dan digunakan para pedagang di Jakarta.

Indra, praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan merchant aggregator, mendukung penuh harapan dan rencana PD Pasar Jaya terkait digitalisasi pembayaran pada para pedagang di Jakarta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat