pattonfanatic.com

Disindir Faisal Basri soal Kinerja Manufaktur, Menperin: Mungkin Lagi "Ngigau"

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Gedung PIDI 4.0, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita merespons pernyataan ekonom senior Faisal Basri terkait kinerja industri manufaktur yang sedang mengalami gejala dini deindustrialisasi.

"Sudah saya sampaikan tadi di pembukaan dari sambutan saya, coba ditanya kepada yang bersangkutan (Faisal Basri), mungkin lagi ngigau kali," kata Agus usai acara Tech Link di Gedung PIDI 4.0 di Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Awalnya, Agus menyinggung pernyataan Faisal dalam pidato sambutannya. Ia menyoroti pernyataan Faisal terkait industri manufaktur tak dikawal dengan baik.

Baca juga: Soroti Penurunan Kinerja Manufaktur, Faisal Basri: Gejala Dini Deindustrialisasi

Ilustrasi manufaktur. SHUTTERSTOCK/JASEN WRIGHT Ilustrasi manufaktur.
"Ekonom senior yang mengatakan bahwa Menperin tidak pernah memperhatikan industri, Menperin tidak pernah memperhatikan manufaktur, setuju atau tidak?" kata Menperin.

Agus mengatakan, Kemenperin banyak memberikan dukungan terhadap industri manufaktur.

Salah satunya melalui acara Tech Link di mana pengusaha dan startup alias perusahaan rintisan bertemu untuk menjalin kerja sama bisnis.

Ia juga menyebut, dirinya mendapatkan informasi terkait data Bank Dunia yang dirilis pada 2023 bahwa Indonesia berada di posisi ke-12 Top Manufacturing Countries by Value Added atau negara manufaktur teratas berdasarkan nilai tambah.

Baca juga: Kinerja Manufaktur Merosot Lagi, Kemenperin Soroti Pesanan Turun hingga Regulasi

Posisi tersebut, kata Agus, meningkat dari tahun 2022 yaitu berada di posisi ke-14 Top Manufacturing Countries by Value Added.

"Dengan nilai manufacturing value added 255 miliar dollar AS dan kita hanya di bawah negara-negara seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, India, Korea Selatan, Meksiko, Italia, Perancis, Brazil, dan Inggris. Dan kita jauh nilainya di atas negara-negara ASEAN lainnya," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat