Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu, Pengamat: Kesempatan Sri Mulyani Jadi Menkeu Semakin Kecil..
JAKARTA, - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengangkat Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II pada Kamis (18/7/2024) lalu.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, keputusan tersebut semakin memperkecil kemungkinan Sri Mulyani Indrawati untuk melanjutkan posisi sebagai Menteri Keuangan pada periode kepemimpinan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
"Hadirnya nama Thomas Djiwandono dalam Wamenkeu membuat kans SMI untuk duduk di kursi Menkeu ke depan semakin kecil," kata dia, kepada , dikutip Minggu (21/7/2024).
Menurutnya, hal itu akan berpengaruh terhadap kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
Sebab, investor sudah mempercayai sepak terjang Sri Mulyani dalam mengelola keuangan negara selama ini.
"Jika bukan SMI, investor akan semakin khawatir pengelolaan keuangan negara ke depan akan seburuk apa," tutur Huda.
Baca juga: Hari Pertama Berkantor di Kemenkeu, Wamenkeu Thomas Djiwandono Tidak Tampak
Sementara itu, Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia Ajib Hamdani bilang, Kementerian Keuangan menjadi posisi yang sangat disorot, karena kebijakan fiskal yang tengah menghadapi tantangan cukup rumit.
Beban utang pemerintah yang membengkak selama 3 tahun ke depan menjadi salah satu permasalahan yang bakal dihadapi dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depan.
"Ditambah dengan program populis Prabowo Subianto berupa makan bergizi gratis memerlukan alokasi yang cukup signifikan menguras fiskal," katanya.
Baca juga: Jadi Wamenkeu II, Thomas Djiwandono Siap Mundur dari Bendahara Gerindra
Berbeda dengan Huda, Ajib justru menilai, penunjukan Thomas, yang merupakan keponakan Prabowo, sebagai Wamenkeu II dapat meminimalisir risiko fiskal, sehingga menjaga kepercayaan investor.
"Walaupun kebijakan fiskal mempunyai wilayah yang berbeda, tetapi keahlian dan pengalaman Thomas Djiwandono akan bermanfaat dalam manajemen yang akuntabel," ucapnya.
Terkini Lainnya
- IHSG Terkoreksi di Akhir Sesi, Rupiah Perkasa
- Sampoerna, BEI, dan IBCWE Gelar Forum WING, Bahas Solusi atas Tantangan Peran Ganda Perempuan Karier
- Aturan Terbaru Bagasi Lion Air, Catat agar Terhindar Biaya Tambahan
- Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada Ditargetkan Rampung pada 2025
- Swasembada Pangan, Mentan Ikutkan TNI AD Bangun Irigasi untuk Sawah
- Indonesia Dapat Utang Rp 7,9 Triliun dari ADB untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan
- Asosiasi Perusahaan Produsen AC Curhat TKDN ke Menperin dan DPR, Soal Apa?
- BPH Migas Perkuat Pengawasan dan Pendistribusian BBM Subsidi melalui Kerja Sama dengan Pemda
- Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 26 Triliun buat Nataru 2024/2025
- Penyaluran Pinjaman Jenius Tembus Rp 3,3 Triliun sampai September 2024
- Simak, 7 Tips Pilih Asuransi Perjalanan untuk Liburan Akhir Tahun
- Transformasi Digital Topang Kenaikan Pendapatan ASDP
- Dorong Keberlanjutan, KAI Logistik Perkuat Sistem dan Digitalisasi
- Single Stock Futures: Mekanisme Transaksi Mirip Saham, tapi Modalnya Lebih Kecil
- Petrokimia Gresik Gandeng ITS Perbarui Motor Listrik Operasional
- Ketahui, Ini 2 Jenis Tabungan Anak di BCA yang Bebas Biaya Admin
- Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 21 Juli 2024
- Harga Bahan Pokok Minggu 21 Juli 2024, Harga Bawang Putih Bonggol dan Kedelai Biji Kering (Impor) Naik
- "Power Wheeling", Agenda Siapa?
- Apa Itu Uang Giral, Ciri, Jenis, Kelebihan, dan Contohnya