OJK: Hingga Juni 2024, Ada 34 Reksa Dana Berbasis ESG Senilai Rp 8,21 Triliun
JAKARTA, - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, usai diluncurkan indeks saham berbasi ESG oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2009 lalu, jumlah reksa dana berbasis ESG terus mengalami pertumbuhan.
“Seiring dengan diluncurkannya Indeks Saham Berbasis ESG oleh IDX, jumlah reksa dana berbasis ESG dan berkelanjutan dari waktu ke waktu terus berkembang,” kata Inarno di Main Hall BEI, Senin (22/7/2024).
“Hingga Juni 2024 update total awal reksa dana berbasis ESG mencapai Rp 8,21 triliun, terdiri dari 34 produk yang berasal dari 19 Manager Investasi (MI),” tambahnya.
Sementara itu, Efek bersifat utang atau Sukuk Tanpa Penawaran Umum (EBUS) yang berlandaskan prinsip - prinsip keberlanjutan sejah 2018 hingga Juni 2024 terdapat 10 emiten yang menerbitkan EBUS.
“Dari market size EBUS yang berlandasakan keberlanjutan, sejak tahun 2018 hingga Juni 2024, terdapat 10 emiten yang menerbitkan EBUS dengan total penerbitan mencapai Rp 34,19 triliun,” jelas Inarno.
Baca juga: BCA Luncurkan Reksa Dana BIPI, Bisa Dibeli Mulai Rp 10.000
Inarno menyebut bahwa mayoritas EBUS yang diterbitkan itu, berasal dari sektor keuangan, manufaktur, dan energi terbarukan. Dengan pencapaian itu, Inarno optimis bahwa pasar EBUS dan sukuk tematik di Indonesia masih akan terus berkembang pesat.
“Meski saat ini perkembangannya terhitung masih relatif kecil jika dibandingkan dengan seluruh publikasi dan suku tematik yang diterbitkan di ASEAN, kami optimis pasar EBUS dan sukuk tematik akan berkembang,” tambah dia.
Oleh karena itu, Inarno mendorong lebih banyak entitas untuk dapat menerbitkan EBUS berlandaskan keberlanjutan, untuk mencapai pengembangan ekosistem keuanganberkelanjutan di Indonesia.
“Melihat berbagai perkembangan tersebut kami berkomitemn menciptakan pasar modal berkelanjutan. Tapi, kami tidak dapat berjalan sendiri, kami mengajak untuk bersinergi dan bekerja sama dalam menerapkan keuangan berkelanjutan di Indonesia,” tegas dia.
Baca juga: Bagi Hasil Pertama Sukuk ESG BSI Bakal Dibayarkan September 2024
Reksa dana ESG bakal makin diminati
Jumlah investor muda semakin bertambah seiring meningkatnya kesadaran anak muda untuk berinvestasi. Diperkirakan, ke depan produk reksa dana bertema Environmental, Social and Governance (ESG) dan keberlanjutan juga akan makin diminati sebab anak muda makin peduli dengan lingkungan.
Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per September 2023 menunjukkan investor pasar modal di Indonesia didominasi oleh generasi Z dan milenial dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31—40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80 persen.
Sebelumnya, Chief Investment Officer PT Insight Investments Management (Insight Investments) Camar Remoa mengatakan, pihaknya melihat tren integrasi ESG dan keberlanjutan yang nampak terus mendominasi.
Sebab dengan memilih produk reksa dana bertema ESG, investor secara tidak langsung turut berkontribusi terhadap berbagai kegiatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Serta, investor secara tidak langsung berkontribusi dalam upaya-upaya dalam memerangi dampak negatif dari perubahan iklim.
"Hal ini membuat kami meyakini bahwa produk reksa dana berbasis ESG dalam tahun-tahun mendatang akan tetap menjadi salah satu produk favorit bagi para investor, terutama generasi muda," kata Camar beberapa waktu lalu.
Terkini Lainnya
- Pemerintah Sebut Jumlah Calon Kelas Menengah Jadi "Gemuk"
- Ekonom soal Kriteria Menkeu Baru: Harus Berani Katakan Tidak pada Prabowo-Gibran
- Bahlil Bantah Bos AirAsia: Enggak Benar Harga Avtur RI Termahal di ASEAN
- Rawan Jatuh ke Kemiskinan Ekstrem, 2,8 Juta Pekerja Rentan Sudah Dapat Jaminan Sosial
- Aturan Pembatasan Pembelian BBM Subsidi Masih Dibahas, Bahlil Minta Jangan Ada Spekulasi
- Catat, Ini Biaya Pasang Listrik Baru PLN sesuai Batas Daya Tahun 2024
- Buru Para Pengemplang BLBI, Di Era Prabowo Bakal Ada Komite Khusus
- Nasib UMP 2025 Akan Diputuskan di Pemerintahan Prabowo
- Menelusuri Jalur Karier Wirausaha
- Dukung Ekosistem Industri EV, Bank DBS Indonesia Jadi Bank Pertama yang Bergabung dengan AEML
- Imbas Pemangkasan Bandara Internasional, Angkasa Pura Bikin Konsep Regionalisasi
- Kelas Menengah Rentan Turun Kelas, Pembatasan Pertalite Perlu Dipertimbangkan
- Sudah Ada Puluhan Perusahaan Siap Impor Jutaan Ekor Sapi untuk Makan Bergizi Gratis
- Kelola WK Coastal Plain, Bumi Siak Pusako Mulai Survei Seismik
- 6 Fungsi APBD Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003
- Asosiasi Pengusaha: PR Besar Pemerintahan Prabowo Banyak...
- Pemerintah Sebut Jumlah Calon Kelas Menengah Jadi "Gemuk"
- Luhut Targetkan "Family Office" Terbentuk Sebelum Oktober 2024
- Soal Gaji PNS Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Tunggu Tanggal 16 Agustus...
- Pulang dari Timur Tengah, Luhut Lapor Jokowi dan Prabowo soal "Family Office"
- Tambang Batu Bara hingga Timah "Dipelototi" Simbara, Sri Mulyani: Pak Luhut Paling Berapi-api
- Tumbuhkan Ekosistem Ekonomi Digital Indonesia, Lazada dan Berkat Jadikan Mitra Kurir sebagai Agen Perubahan