Tren Produksi Beras Mulai Meningkat, Badan Pangan Pastikan Bulog Terus Serap Lokal
JAKARTA, - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan Perum Bulog untuk terus melakukan penyerapan beras lokal di tengah tren produksi beras yang mulai meningkat.
Adapun dalam KSA BPS amatan Juni 2024 yang dipublikasikan per 22 Juli menyebutkan proyeksi jumlah produksi beras di Agustus dapat mencapai 2,66 juta ton dan di September semakin naik jadi 2,96 juta ton. Dari angka ini telah menunjukkan adanya tren eskalasi produksi karena pada proyeksi produksi beras di Juni masih berada di angka 2,06 juta ton dan di Juli 2,18 juta ton.
“Kami di Badan Pangan Nasional akan memastikan stok Cadangan Pangan Pemerintah selalu terisi dan ditabung, terutama beras. Kami pastikan Bulog akan terus menyerap beras dari petani dalam negeri dan di sisi lain juga terus mengguyur intervensi ke pasar dan masyarakat supaya kestabilan pangan senantiasa terjaga," ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam siaran persnya, Selasa (23/7/2024).
Baca juga: Ancaman Defisit Produksi Beras Masih Mengintai
Adapun posisi jumlah stok beras yang dikelola Perum Bulog masih tersimpan dengan aman sebanyak 1,5 juta ton. Di samping itu, ada pula stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 46.900 ton dan yang disimpan sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebanyak 7.300 ton.
Selain memastikan Perum Bulog untuk mengutamakan penyerapan lokal, Bapanas juga menjamin agar Nilai Tukar Petani (NTP) tetap terjaga.
Adapun NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) terus dijaga pemerintah berada lebih dari 100. Menurut BPS, NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di Februari 2024 yang berada di 120,30 poin.
Baca juga: Mengapa Produksi Beras RI Konsisten Turun Selama 6 Tahun Terakhir? Ini Alasannya
Di Juni 2024, indeks harga yang diterima petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi, mengalami pencapaian signifikan yaitu di 130,74 poin.
“Setelah produksi beras mulai meningkat, kita pastikan gairah petani untuk menanam juga terus meningkat. Satu faktor yang cukup penting adalah kebijakan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kita bersyukur dengan penetapan HPP yang efektif mampu menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) dan semangat petani nandur kembali menyala terus," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil Kerangka Sampel Area (KSA) padi pada Juni 2024, BPS menunjukkan, neraca produksi-konsumsi beras pada Juni dan Juli 2024 diperkirakan defisit masing-masing sebesar 0,51 juta ton dan 0,4 juta ton.
Neraca tersebut baru akan surplus pada Agustus dan September 2024 masing-masing sebanyak 0,08 juta ton dan 0,38 juta ton. Adapun total surplus beras pada April-Mei 2024 sebesar 3,77 juta ton.
Baca juga: Mengintip Upaya Jangka Pendek Kementan dalam Menggenjot Produksi Beras
Terkini Lainnya
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- 4 Contoh Pendapatan Asli Daerah, Jenis, dan Sumbernya
- Indodax Diduga Kena "Hack", CEO Buka Suara
- Pengertian Pendapatan Asli Daerah, Sumber, dan Contohnya
- Anggaran Kementerian BUMN Tetap tapi Target Dividen Naik, Erick Thohir: Mungkin Ini Cobaan Buat Kami
- Tips Mengatasi Kartu Debit dan Kartu Kredit BCA Hilang di Luar Negeri
- Jangan Asal Klik! Lakukan Hal Ini Biar Tidak Terjebak Link Palsu DANA Kaget
- Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas
- Pasar Obligasi RI Diproyeksi Beri Imbal Hasil Positif di 2024-2025
- Apindo Sebut Thomas Djiwandono Cocok Jadi Menteri Ekonomi Prabowo
- Cara Cetak Emas Fisik di Pegadaian serta Syarat dan Biayanya
- Pengertian Daerah Otonom yang Selanjutnya Disebut Daerah Terdapat dalam Pasal Apa?
- Bank Asing Cabut dari RI, OJK: Persaingan Ritel di Indonesia Berat
- PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
- Kolaborasi Kadin dan SRC Bersihkan Kampung Batik Laweyan Bersama 500 Relawan
- Garuda Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen hingga Akhir Juli 2024, Ini Rutenya
- PNM Gandeng BRI Danareksa Sekuritas Persiapkan Karyawan Masuk Pasar Modal
- Pertumbuhan Sektor Manufaktur Indonesia Lebih Besar dari Negara-negara ASEAN
- Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Pasar Keuangan RI hingga Akhir Tahun?
- Bank DKI Dukung Digitalisasi Pembayaran Transportasi Publik di Jakarta