Pengusaha: Impor Tekstil Ilegal Dilakukan secara Terang-terangan
JAKARTA, - Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia Redma Gita Wirawasta menyebutkan, masuknya produk impor ilegal ke Tanah Air dilakukan secara terang-terangan di pelabuhan.
“Proses masuknya terang-terangan, kan pakai kontainer, kalau pakai kontainer artinya pakai pelabuhan. Harusnya kan ada proses penyeleksian untuk mencegah barang ilegal, tapi kalau pelabuhan pintunya terlalu longgar atau ada permainan-permainan ilegal,” ujarnya dalam Business Talk yang disiarkan Kompas TV, Selasa (23/7/2024).
Redma menilai modus-modus untuk memuluskan masuknya impor ilegal ke Indonesia sudah menjadi rahasia umum. Namun, ia menilai sampai saat ini tidak ada tindakan tegas kepada para importir tersebut.
Baca juga: Produsen Tekstil Belum Lega meski Pemerintah Bentuk Satgas Impor Ilegal
Oleh sebab itu, Redma berharap Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal atau Satgas Impor Ilegal bisa efektif memberantas praktik-praktik impor ilegal sampai ke pintu-pintu masuknya produk impor ilegal, yaitu di pelabuhan.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian melaporkan bahwa Indonesia banjir produk impor menyusul diubahnya aturan pengetatan impor.
Dalam kurun waktu dua bulan, kebijakan peraturan tentang impor direvisi sebanyak tiga kali. Awalnya dimulai dengan Permendag No 36/2023 yang kemudian direvisi pertama kalinya melalui Permendag No 3/2024. Revisi kedua melalui Permendag No 7/2024, dan ketiga Permendag Nomor 8/2024.
Baca juga: Pengusaha Minta Satgas Berantas Mafia Impor Tekstil
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Reni Yunita mengatakan, impor TPT kembali naik pada bulan Mei 2024 menjadi 194.870 ton.
"Naik dari semula 136.360 ton pada April 2024,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (9/7/2024).
Padahal, kata dia, saat aturan relaksasi impor belum berlaku, atau Permendag 36 Tahun 2023, volume impor tercatat turun. Pada Januari dan Februari 2024, impor TPT tercatat 206.300 ton dan 166.760 ton.
Namun, pada Maret dan April 2024 jumlah volume impor TPT turun jadi 143.490 ton pada Maret 2024 dan 136.360 ton pada April 2023.
Baca juga: Petugas Bea Cukai Geledah Toko Kelontong, Stafsus Sri Mulyani Sebut Bukan Razia Impor
Terkini Lainnya
- Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Reduksi bagi Dosen dan Alumni UNSOED
- Usai Dilengserkan dari Ketum Kadin, Arsjad Rasid Akan Sampaikan Sikap Bersama 21 Kadin Provinsi
- Cara Transfer Mandiri ke DANA via Aplikasi Livin'
- Ini Kata Anindya Bakrie Usai Terpilih Jadi Ketum Kadin Indonesia lewat Munaslub
- Cara Bayar Tilang Elektronik via BRImo dan ATM BRI
- BGR Logistik Salurkan Bansos Beras ke Papua, Total 23,6 Juta Ton
- Catat, Ini Passing Grade SKD CPNS 2024
- Dua BUMN Masuk Daftar Time World's Best Companies 2024, Erick Thohir: Angkat Citra Positif Indonesia
- Pimpinan Munaslub Beberkan Alasan Lengserkan Arsjad Rasjid dari Ketum Kadin
- Kinerja Semester I-2024 Elnusa, Selesaikan Survei Seismik hingga Pendapatan Naik
- Dihadiri Bamsoet dan Rosan, Munaslub Kadin Lengserkan Arsjad dan Tunjuk Anindya Jadi Ketum
- Kemendag Sebut Indonesia Ingin Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk
- PLN EPI Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power Bangun Ekosistem Hidrogen Hijau
- Pendidikan Jadi Kunci Utama Meraih Manfaat Indonesia Emas 2045
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Persyaratannya
- Usai Dilengserkan dari Ketum Kadin, Arsjad Rasid Akan Sampaikan Sikap Bersama 21 Kadin Provinsi
- Produsen Tekstil Belum Lega meski Pemerintah Bentuk Satgas Impor Ilegal
- Simak 4 Cara Bayar PBB Online via BCA
- Cara Hapus Daftar Transfer di BRImo dengan Mudah
- Biaya Haji Tahun 2025 Diperkirakan Naik 5 Persen
- Daftar 28 Layanan Pajak yang Bisa Diakses Pakai NIK