Laporan Keuangan "Big Tech" Bayangi Pasar, Wall Street Melemah
NEW YORK, - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Selasa (23/7/2024) waktu setempat. Indeks S&P 500 ditutup cenderung datar karena para investor bersiap untuk laporan pendapatan dari raksasa teknologi.
Indeks S&P 500 turun 0,16 persen menjadi ditutup pada level 5.555,74 sehari setelah mencatat kinerja terbaiknya dalam lebih dari sebulan, sedangkan Nasdaq Komposit turun tipis 0,06 persen menjadi berakhir pada level 17.997,35. Dow Jones
Industrial Average (DJIA) kehilangan 57,35 poin, atau 0,14 persen dan berakhir pada level 40.358,09.
Baca juga: Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu, Pasar Saham Tetap Hijau
Wall Street terus mencerna laporan pendapatan perusahaan pada kuartal kedua. Induk Google, Alphabet dan Tesla akan melaporkan kinerjanya setelah penutupan perdagangan.
'“Hal ini mencerminkan pola kepemilikan investor saat mereka mencerna kombinasi pendapatan, data ekonomi, dan perkembangan politik AS,” kata CEO AXS Investments Greg Bassuk.
“Faktor-faktor ini akan terus mendorong aktivitas investor selama beberapa minggu ke depan,” tambahnya.
Baca juga: Resep Andry Hakim Sukses Cuan Miliaran Rupiah dari Investasi Saham, Kombinasi 3 Hal Ini
Sementara itu, saham UPS turun 12 persen dan menjadi rekor terburuknya, usai perusahaan membukukan hasil kuartal kedua yang lebih rendah dari ekspektasi untuk top line dan bottom line.
Saham General Motors melemah 6,4 persen setelah kinerjanya mengalahkan ekspektasi analis. Perusahaan pembuat mobil itu juga menunda rencana mebuat kendaraan listrik dan otonomnya.
Terlepas dari kekecewaan tersebut, musim laporan laba perusahaan dimulai dengan awal yang baik. Sekitar 20 persen perusahaan S&P 500 telah membukukan hasil kuartal kedua, data FactSet menyebut, 80 persen di antaranya melampaui ekspektasi.
Baca juga: Melihat Prospek Saham-saham Sektor Perbankan, Layak Koleksi?
Sementara itu, indeks Russell 2000 yang berfokus pada kapitalisasi pasar yang kecil mengalami kenaikan pada hari Senin. Kenaikan indeks ini dipandang sebagai tanda bahwa investor memindahkan asetnya, usai perusahaan teknologi besar mengalami kenaikan tahun ini.
Pergeseran ke saham-saham berkapitalisasi kecil juga terjadi ketika investor semakin bersemangat bahwa Federal Reserve akan segera mulai menurunkan suku bunga. Hal ini dinilai sebuah langkah yang sangat membantu bagi perusahaan-perusahaan kecil dan lebih berorientasi pada siklus.
Baca juga: Superbank Terima Tambahan Investasi Rp 1,2 Triliun dari Pemegang Saham
Terkini Lainnya
- Cara Mudah Bayar Tiket Kereta Api via Livin' by Mandiri
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- 4 Contoh Pendapatan Asli Daerah, Jenis, dan Sumbernya
- Indodax Diduga Kena "Hack", CEO Buka Suara
- Pengertian Pendapatan Asli Daerah, Sumber, dan Contohnya
- Anggaran Kementerian BUMN Tetap tapi Target Dividen Naik, Erick Thohir: Mungkin Ini Cobaan Buat Kami
- Tips Mengatasi Kartu Debit dan Kartu Kredit BCA Hilang di Luar Negeri
- Jangan Asal Klik! Lakukan Hal Ini Biar Tidak Terjebak Link Palsu DANA Kaget
- Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas
- Pasar Obligasi RI Diproyeksi Beri Imbal Hasil Positif di 2024-2025
- Apindo Sebut Thomas Djiwandono Cocok Jadi Menteri Ekonomi Prabowo
- Cara Cetak Emas Fisik di Pegadaian serta Syarat dan Biayanya
- Pengertian Daerah Otonom yang Selanjutnya Disebut Daerah Terdapat dalam Pasal Apa?
- Bank Asing Cabut dari RI, OJK: Persaingan Ritel di Indonesia Berat
- PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- OJK Cabut Izin Usaha BPR Lubuk Raya Mandiri di Padang
- Pengusaha: Impor Tekstil Ilegal Dilakukan secara Terang-terangan
- Produsen Tekstil Belum Lega meski Pemerintah Bentuk Satgas Impor Ilegal
- Simak 4 Cara Bayar PBB Online via BCA
- Cara Hapus Daftar Transfer di BRImo dengan Mudah