pattonfanatic.com

Industri Manufaktur RI Dinilai Masih Kuat, Nilai MVA di Atas Thailand dan Vietnam

Ilustrasi industri manufaktur Indonesia.
Lihat Foto

JAKARTA, - Pada 2023, industri manufaktur Indonesia berada pada posisi ke-12 top manufacturing countries by value added di dunia, dengan nilai manufacturing value added (MVA) sebesar 255 miliar dollar AS, berdasarkan data World Bank.

Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, nilai MVA industri manufaktur RI berada jauh di atas Thailand dengan nilai MVA 128 miliar dollar AS dan Vietnam dengan nilai MVA 102 miliar dollar AS.

Ia melanjutkan, untuk mempertahankan maupun meningkatkan prestasi MVA RI, kuncinya hanya satu. Yakni, industri manufaktur harus terus-menerus berupaya untuk memperkuat daya saing.

Baca juga: Pertumbuhan Sektor Manufaktur Indonesia Lebih Besar dari Negara-negara ASEAN

Kinerja sektor industri manufaktur

Menanggapi prestasi tersebut, Ekonom Universitas Brawijaya Wildan Syafitri mengatakan, pencapaian sektor industri manufaktur Indonesia tersebut patut diapresiasi karena menjadi pencapaian yang positif.

"Hal ini mengingat dalam situasi krisis justru Indonesia dapat meningkatkan efisiensi industri manufaktur,” kata Wildan melalui keterangannya, Rabu (27/7/2024).

Secara kinerja, sektor industri manufaktur juga menunjukkan angka positif.

Wildan mencatat sektor industri pengolahan nonmigas pada kuartal I 2024 menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terbesar, yaitu 17,47 persen dengan pertumbuhan 4,64 persen dan memberikan penerimaan pajak terbesar hingga 26,9 persen.

Di sisi ekspor, nilai pengiriman produk industri pengolahan nonmigas pada semester I 2024 mencapai 91,65 miliar dlolar AS atau setara 73,27 persen dari total ekspor nasional, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 18,82 juta orang.

Selain itu, realisasi investasi sektor industri manufaktur pada periode yang sama mencapai 38,73 persen, dengan nilai Rp 155,5 triliun.

Baca juga: Disindir Faisal Basri soal Kinerja Manufaktur, Menperin: Mungkin Lagi Ngigau

Peningkatan efisiensi industri

Wildan bilang, tren positif ini dapat kita maknai sebagai peningkatan efisiensi industri.

"Kondisi ini juga cerminan dari kekuatan industri dalam memberikan kontribusi pada perekonomian Indonesia, serta gambaran dari sejauh mana kekuatan industri dalam perekonomian nasional," papar Wildan.

Performa positif MVA RI, lanjut Wildan, didorong faktor Indonesia bisa memanfaatkan krisis supply chain akibat perang Rusia-Ukraina.

Serta, karena peran dari pembangunan infrastruktur, investasi serta peningkatan kemampuan SDM.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat