pattonfanatic.com

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Awal Sesi

IluIlustrasi saham, pergerakan saham.
Lihat Foto


JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (25/7/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG bergerak pada level 7.235,99 atau turun 26,7 poin (0,37 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.262,75.

Sebanyak 125 saham melaju di zona hijau dan 184 saham di zona merah. Sedangkan 202 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 964,4 miliar dengan volume 1,9 miliar saham.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, selama IHSG belum mampu break 7.354 sebagai resistance terdekatnya. Adapun area koreksi IHSG diperkirakan akan menguji ke rentang 7.026-7.199.

“Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave 2 dari wave (3), sehingga pergerakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya,” kata Herditya dalam analisisnya.

Bursa Asia merah, dengan penurunan Strait Times 0,62 persen (21,3 poin) ke level 3.439,47, Nikkei turun 2,93 persen (1.146,6 poin) ke level 38.008,19, Hang Seng Hong Kong melemah 1,04 persen (179,89 poin) ke posisi 17.131,16, dan Shanghai Komposit turun 0,6 persen (17,5 poin) ke posisi 2.884,42.

Baca juga: Mampukah IHSG Menguat Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

 


Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.01 WIB rupiah berada pada level Rp 16.245 per dollar AS atau turun 30 poin (0,19 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.215 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan,

pergerakan indeks dollar AS terlihat masih berkonsolidasi, pagi ini kembali lagi di kisaran 104,29, lebih rendah dari pergerakan pagi kemarin di kisaran 104.40 an.

“Pelaku pasar kelihatannya masih menantikan pertunjuk lebih lanjut dari data2 penting AS yang akan dirilis hari Kamis dan Jumat malam ini yaitu data PDB kuartal II-2024 dan data indikator inflasi,” kata Ariston kepada

Dia bilang, data PMI AS versi S&P yang dirilis kemarin memperlihatkan kondisi PMI yang secara umum lebih baik dari perkiraan dan masih di ruang pertumbuhan.

Selain menantikan kejelasan pemangkasan suku bunga acuan AS, beberapa faktor masih memicu penguatan dollar seperti perkembangan pemilu AS dan situasi perang di Timur Tengah dan Ukraina.

“Potensi pelemahan hari ini ke kisaran Rp 16.250 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 16.180 per dollar AS,” tambah Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat