pattonfanatic.com

Capaian Sertifikasi ISPO Sawit di RI Masih Rendah, padahal Banyak Manfaatnya

Ilustrasi sawit.
Lihat Foto

JAKARTA, - Capaian sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dinilai masih rendah, menurut data Kementerian Pertanian per April 2024.

Paparan yang ada menyebutkan, target sertifikasi lahan yang dicanangkan seluas 16,38 juta hektar. Akan tetapi capaian yang didapat baru seluas 5,6 juta hektar atau sekitar 37 persen dari target.

Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) Arifin Lambaga mengatakan, hal ini sangat disayangkan, mengingat di dalam ISPO sendiri banyak membahas aspek-aspek keberlanjutan serta praktek pertanian yang ramah lingkungan.

Menurut dia, selain sebagai salah satu langkah untuk mendukung praktek pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, pelaksanaan ISPO sendiri juga memiliki manfaat bagi para pelaku usaha sawit.

“Banyak perusahaan dan konsumen internasional kini memprioritaskan produk sawit yang diproduksi secara bertanggung jawab dan terverifikasi keberlanjutannya,” kata Arifin melalui keterangan pers, Kamis (25/7/2024).

Baca juga: Perkebunan Sawit Berbasis Masyarakat Mulai Dibangun di Merauke

Manfaat sertifikasi ISPO

Menurut Arifin, dengan memiliki sertifikasi ISPO, petani sawit dapat memenuhi persyaratan pasar yang semakin ketat terkait keberlanjutan.

Ia mengatakan, hingga Juni 2024, MUTU International telah mengeluarkan sebanyak 271 sertifikat ISPO. Adapun dari sertifikat yang telah dikeluarkan, sebagian besar masih dimiliki oleh usaha sawit dalam skala besar.

Padahal, menurut Arifin, kepemilikan sertifikat ISPO untuk usaha sawit dalam skala kecil juga tak kalah penting.

“Terdapat perbedaan sistem sertifikasi antara usaha sawit dengan skala besar dan dengan skala kecil. Hal ini diharapkan memudahkan usaha sawit dalam skala kecil untuk dapat memiliki sertifikat ISPO,” ucap Arifin.

Arifin menekankan dalam usaha sawit skala kecil, sangat diharapkan peran dari koperasi petani sawit. Koperasi dianggap sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sertifikasi berkelanjutan serta komitmen petani dalam mematuhi peraturan pemerintah dan praktik terbaik.

Baca juga: Industri Kelapa Sawit Siap Terapkan ISPO

Ia menambahkan, partisipasi petani dalam program mandatory ISPO tahun 2025 diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif dari sektor kelapa sawit dan meningkatkan keuntungan ekonomi serta kesejahteraan petani.

“Semakin banyak petani sawit yang mendapatkan sertifikasi berkelanjutan, semakin baik pula citra industri kelapa sawit Indonesia,” ujarnya.

Selanjutnya, dengan memperoleh sertifikasi ISPO, pelaku usaha sawit memiliki akses lebih baik terhadap pasar yang semakin menuntut produksi diproduksi secara bertanggung jawab.

Hal positif dari sertifikasi ini dapat memberikan keunggulan kompetitif, terutama di pasar yang sangat menghargai praktik bisnis berkelanjutan. “Keunggulan kompetitif ini yang diharapkan bisa dimiliki oleh semua skala usaha sawit,” kata Arifin.

Sebagai informasi, PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International adalah perusahaan yang melayani jasa testing, inspection, dan certification (TIC).

Berdiri sejak 1990, MUTU International telah menjadi perusahaan swasta Indonesia yang terbesar dibidangnya dengan fokus bisnis pada Natural Resources dan Green Economy, Sharia Economy dan Digital Economy.

Saat inj MUTU International telah melakukan ekspansi dengan melebarkan sayap perusahaan hingga ke Vietnam, China, dan Jepang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat