Mayoritas Saham "Merah", IHSG Ditutup Melemah
JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada Kamis (25/7/2024). Demikian juga dengan rupiah yang melemah pada penutupan perdagangan pasar spot.
IHSG ditutup pada level 7.240,27 atau turun 22,48 poin (0,31 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.262,75.
Mengutip RTI, sebanyak 183 saham melaju di zona hijau dan 379 saham di zona merah. Sedangkan 232 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 9,8 triliun dengan volume 16,2 miliar saham.
Baca juga: Dampak Gagal Bayar, Harga Saham-saham Terafiliasi Grup Kresna Anjlok
Top losers yang menekan IHSG yaitu, Unilever Indonesia (UNVR) yang ambles 8,4 persen ke level Rp 2.490 per saham. Kemudian, Timah (TINS) yang turun 4,12 persen ke posisi Rp 930 per saham. Dilanjutkan oleh Saratoga Investama Sedaya (SRTG) yang terkoreksi 3,3 persen ke posisi Rp 1.440 per saham.
Top gainers yang mendorong laju IHSG yakni, Bank Central Asia (BBCA) dan Mitra Adiperkasa (MAPI) yang masing-masing naik 2,23 persen ke level Rp 10.300 per saham dan Rp 1.375 per saham. Dilanjutkan oleh Bank OCBC NISP (NISP) yang bertambah 1,9 persen ke level Rp 1.305 per saham.
Bursa Asia melemah, dengan penurunan Shanghai Komposit 0,52 persen (15,2 poin) ke posisi 2.886,73, Nikkei terkoreksi 3,2 persen (1.285,39 poin) ke posisi 37.869,5, Hang Seng Hong Kong turun 1,7 persen (306 poin) ke posisi 17.004,97, dan Strait Times melemah 0,88 persen (30,3 poin) ke level 3.430,44.
Baca juga: Rupiah dan IHSG Merah, Saham TLKM, ARTO, hingga TINS Koreksi
Kurs Rupiah
Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup melemah. Pukul 14.56 WIB Mata Uang Garuda ditutup pada level Rp 16.250 per dollar AS, atau turun 35 poin atau 0,22 persen dibandingkan dengan sebelumnya pada level Rp 16.215 per saham.
Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Kamis (25/7/2024) pada level Rp 16.268 per dollar AS, atau turun dibanding Rabu (24/7/2024) pada level Rp 16.224 per dollar AS.
Baca juga: Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu, Pasar Saham Tetap Hijau
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Terkini Lainnya
- Cara Mudah Bayar Tiket Kereta Api via Livin' by Mandiri
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- 4 Contoh Pendapatan Asli Daerah, Jenis, dan Sumbernya
- Indodax Diduga Kena "Hack", CEO Buka Suara
- Pengertian Pendapatan Asli Daerah, Sumber, dan Contohnya
- Anggaran Kementerian BUMN Tetap tapi Target Dividen Naik, Erick Thohir: Mungkin Ini Cobaan Buat Kami
- Tips Mengatasi Kartu Debit dan Kartu Kredit BCA Hilang di Luar Negeri
- Jangan Asal Klik! Lakukan Hal Ini Biar Tidak Terjebak Link Palsu DANA Kaget
- Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas
- Pasar Obligasi RI Diproyeksi Beri Imbal Hasil Positif di 2024-2025
- Apindo Sebut Thomas Djiwandono Cocok Jadi Menteri Ekonomi Prabowo
- Cara Cetak Emas Fisik di Pegadaian serta Syarat dan Biayanya
- Pengertian Daerah Otonom yang Selanjutnya Disebut Daerah Terdapat dalam Pasal Apa?
- Bank Asing Cabut dari RI, OJK: Persaingan Ritel di Indonesia Berat
- PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- Insentif Pajak Orang Super Kaya di "Family Office" Harus Taat Prinsip Klub Negara Maju
- Dorong Asuransi Mikro, BRI Life Salurkan Produk AM Jiwa Umi Syariah ke Nasabah PNM
- Tutup Jutaan Situs Judi Online, Menkominfo: Kita Selamatkan Perputaran Uang Rp 45 Triliun
- Gelar Kongsi-Kongsi 2024, Bank Mandiri Siap Bantu Nasabah 'Ngegas' Bisnis
- Menkominfo: Perputaran Uang Judi Online Bisa Capai Rp 900 Triliun pada 2024