pattonfanatic.com

Di Luar Ekspektasi, Ekonomi AS Tumbuh 2,8 Persen pada Kuartal II-2024

Ilustrasi
Lihat Foto


NEW YORK, - Aktivitas ekonomi di AS jauh lebih kuat dari yang diharapkan selama kuartal kedua, didorong oleh konsumsi yang kuat, belanja pemerintah, dan persediaan yang cukup besar.

Laporan Biro Analisis Ekonomi AS mengumumkan, produk domestik bruto riil, yang merupakan ukuran semua barang dan jasa yang diproduksi selama periode April hingga Juni, meningkat pada kecepatan tahunan 2,8 persen.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,1 persen setelah kenaikan 1,4 persen pada kuartal pertama 2024.

Baca juga: Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Mengutip CNBC, belanja konsumen menjadi katalis yang mendorong angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Pengeluaran konsumsi pribadi, proksi utama dalam laporan Biro Analisis Ekonomi AS untuk aktivitas konsumen, meningkat 2,3 persen pada kuartal II-2024 atau naik dibanding kuartal I-2024 sebesar 1,5 persen.

Baik belanja jasa maupun barang mengalami peningkatan yang solid pada kuartal II-2024. Sementara itu, persediaan juga menjadi kontributor yang signifikan, dengan peningkatan 0,82 poin persentase.

Belanja pemerintah juga memberikan dorongan, dengan kenaikan 3,9 persen di tingkat federal, termasuk lonjakan 5,2 persen dalam pengeluaran pertahanan.

Namun impor melonjak 6,9 persen, atau mengalami kenaikan secara kuartal dan terbesar sejak kuartal I tahun 2022. Sementara itu, ekspor hanya naik 2 persen.

Baca juga: Menyesuaikan Kondisi Ekonomi AS, The Fed Diperkirakan Tak Agresif Pangkas Suku Bunga

 


Kontrak berjangka pasar saham bergerak naik menyusul laporan tersebut sementara imbal hasil Treasury AS bergerak turun.

“Komposisi pertumbuhan merupakan salah satu bauran terbaik yang telah kami amati dalam beberapa waktu,” kata kepala ekonom di RSM Joseph Brusuelas.

"Laporan tersebut cenderung mendukung gagasan bahwa ekonomi AS berada di tengah ledakan produktivitas yang dalam jangka menengah akan meningkatkan standar hidup di seluruh negeri melalui inflasi yang lebih rendah, lapangan kerja yang rendah, dan kenaikan upah riil," tambah dia.

Baca juga: Moodys Pangkas Outlook Ekonomi AS Jadi Negatif, Apa Sebabnya?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat