pattonfanatic.com

Tekanan Moneter di Tengah Merosotnya Daya Beli Nasional

Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah untuk memengaruhi perekonomian dengan menentukan jumlah uang yang beredar.
Lihat Foto

SAAT ini, Indonesia menghadapi tantangan moneter yang substansial di tengah kondisi global yang tidak pasti.

Kondisi moneter dan ekonomi Indonesia cukup stabil, ditandai suku bunga acuan BI-Rate tetap di 6,25 persen. Berbagai langkah Bank Indonesia untuk menjaga nilai tukar Rupiah, berpotensi memengaruhi daya beli nasional.

Meskipun inflasi menjadi fokus utama, strategi likuiditas perbankan yang agresif dan pertumbuhan ekonomi yang solid dapat mendukung daya beli konsumen dalam jangka pendek.

Namun, tantangan seperti defisit transaksi berjalan yang meningkat dan ketidakpastian ekonomi global perlu dipantau lebih lanjut untuk memahami dampaknya secara menyeluruh terhadap daya beli masyarakat Indonesia.

Di sisi lain, inflasi pada Juli 2024 menunjukkan tren yang stabil dan terjaga. Inflasi Indeks Harga Konsumen pada Juni 2024 mencatat deflasi sebesar 0,08 persen month-to-month (mtm), yang menyebabkan inflasi tahunan menurun menjadi 2,51 persen year-on-year (yoy) dari 2,84 persen yoy pada bulan sebelumnya.

Berbeda dengan kondisi inflasi di Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menunjukkan tren fluktuatif, tetapi cenderung melemah.

Pada 16 Juli 2024, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 16.130 hingga Rp 16.210 per dollar AS. Hal ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata semester I/2024 yang berada di Rp 15.901 per dolar AS.

Faktor global seperti kebijakan suku bunga Federal Reserve AS dan kondisi ekonomi global memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Diperkirakan, pada semester II/2024, nilai tukar rupiah akan tetap berada di atas Rp 16.000 per dollar AS.

Sementara itu, pada kuartal I 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,11 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,04 persen (yoy).

Meskipun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya mencapai 4,91 persen, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat belum optimal meskipun ada momen seperti Pemilu dan Ramadhan.

Belum lagi hasil survei Bank Indonesia menujukkan bahwa terjadi penurunan pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2024. Dua pilar yang memengaruhi kondisi IKK juga mengalami penurunan.

Pertama, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) bulan Juni tercatat di level 112,9, menurun 2,5 poin dibandingkan bulan Mei.

Kedua, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat di level 135, menurun 1,2 poin dibandingkan bulan Mei.

Pendapatan masyarakat, terutama kelas menengah, cenderung stagnan, sementara inflasi pangan tetap tinggi.

Pada Maret 2024, inflasi komponen harga bergejolak mencapai 10,33 persen, yang jauh lebih tinggi daripada laju kenaikan upah buruh yang hanya 3,27 persen per tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat