Maksimalkan Efisiensi di Industri, Mitsubishi Electric Hadirkan Solusi Hemat Energi
– Kebutuhan dan konsumsi energi Tanah Air terus meningkat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa konsumsi listrik per kapita Indonesia terus meningkat sejak 2017. Pada 2023, realisasi konsumsi listrik rata-rata setiap orang mencapai 1.285 kWh per kapita. Angka ini meningkat dari 1.173 kWh per kapita pada 2022.
Pada 2024, Kementerian ESDM memprediksi bahwa konsumsi listrik mencapai 1.408 kWh per kapita.
Peningkatan kebutuhan energi memang tak terelakkan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan ekonomi, perkembangan teknologi, dan digitalisasi industri.
Di sisi lain, peningkatan kebutuhan energi juga dibayangi isu kerusakan lingkungan. Pasalnya, produksi energi berkontribusi terhadap peningkatan emisi berupa gas rumah kaca (GRK) yang memicu pemanasan global.
Penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang merupakan penyumbang utama GRK.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan penghematan energi serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Penghematan energi adalah upaya untuk mengurangi kebutuhan energi sehari-hari, terutama dalam penggunaan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui.
Bagi industri, penghematan energi tak sekadar upaya untuk mengurangi penggunaan energi, tetapi juga dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas pabrik.
Penghematan energi dapat dilakukan sektor industri dengan pendekatan komprehensif, mulai dari melakukan pengukuran dan analisis konsumsi energi, mengidentifikasi area-area yang tidak efisien, hingga mengoptimalkan penggunaan energi.
Menjawab kebutuhan itu, Mitsubishi Electric Factory Automation menghadirkan serangkaian solusi hemat energi. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi energi dan sekaligus produktivitas.
Serangkaian solusi tersebut membantu perusahaan mengidentifikasi pemborosan energi dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi di setiap lini produksi.
Solusi hemat energi dari Mitsubishi Electric
Demi menghemat energi, industri perlu melakukan pengukuran dan analisis penggunaan energi secara berkala guna membantu menemukan waktu tunggu yang tidak menguntungkan.
Untuk itu, Mitsubishi Electric menghadirkan konsep Visible Management untuk membantu industri mengoptimalkan upaya tersebut. Konsep Visible Management diimplementasikan dalam pengukuran penggunaan energi, analisis kondisi pabrik, dan perbaikan berkelanjutan.
Mitsubishi Electric menawarkan berbagai produk, seperti PLC System and Eco Web Server III.
Kedua produk tersebut merupakan rangkaian sistem untuk collecting dan monitoring data energi yang diperoleh melalui perangkat pengukuran di lapangan. Data itu kemudian dapat divisualisasikan ke dalam tampilan dashboard monitoring energi.
Dengan collecting data melalui PLC System, data energi dapat dimonitor secara komperhensif dan terperinci, bahkan dapat memberikan umpan balik (feedback) ke lapangan.
Untuk informasi lebih lengkap tentang solusi hemat energi dari Mitsubishi Electric, kunjungi tautan berikut #.
Terkini Lainnya
- BI Turunkan Suku Bunga, Apa Dampaknya?
- Menperin Agus: Batik Indonesia Berhadapan dengan Produk-produk Impor...
- BI Luncurkan Aplikasi Kalkulator Hijau, Mudahkan Perbankan dan UMKM Hitung Emisi Karbon
- 10 Tahun Muatan Tol Laut Naik Signifikan, Menhub Instruksikan Terus Ditingkatkan
- Terus Bertambah, OJK Blokir 8.000 Rekening Terkait Judi "Online"
- Gandeng BKSDA, Pertamina Kembangkan Eduwisata Kopi di Marangkayu Kaltim
- Pemindahan ASN ke IKN, Menpan-RB: Keputusan di Pemerintah yang Baru...
- Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, BI Nilai Bukan Tanda Ekonomi Melemah
- Lanjutan Sidang Kasus Antam Vs Budi Said, Antam: Jumlah Uang dengan Berat Emas Sudah Sesuai
- Pabrik PV SEG Solar Terbesar di Asia Tenggara Dibangun di KIT Batang
- 5 Kelebihan dan Kekurangan BUMS atau Badan Usaha Milik Swasta
- Menpan-RB Khawatir Jumlah Tenaga Honorer Kembali "Gemuk" Usai Pilkada 2024
- 30 Contoh BUMS Asing yang Ada di Indonesia
- Naik, Harga Bioetanol Oktober 2024 Jadi Rp 14.144 Per Liter
- 30 Contoh Badan Usaha BUMS: Swasta Lokal dan Asing
- BI Luncurkan Aplikasi Kalkulator Hijau, Mudahkan Perbankan dan UMKM Hitung Emisi Karbon
- Melonjak 300 Persen, Amman Mineral Cetak Laba Rp 7,74 Triliun Pada Semester I-2024
- Tekanan Moneter di Tengah Merosotnya Daya Beli Nasional
- Industri Telekomunikasi dan Finansial Terbantu dengan Penerapan AI
- OJK Akan Bentuk "Anti-Scam Center" untuk Cegah Penipuan Keuangan
- Nilai Ekspor Perikanan RI Naik, AS Jadi Pasar Utama