pattonfanatic.com

Pertagas Niaga Pasok LNG untuk Perusahaan Sawit Malaysia

PT Pertagas Niaga, bagian subholding gas PT Pertamina (Persero) menyuplai gas bumi ke berbagai industri sebagai bahan bakar.
Lihat Foto

JAKARTA, - Anak usaha Pertamina Gas, Pertagas Niaga (PTGN) memasok Liquefied Natural Gas (LNG) untuk perusahaan sawit Malaysia. "Gas In" ditargetkan pada awal September 2024 dengan total contract quantity sebesar 6.005.225 MMBTU selama 5 tahun.

Kerja sama jual beli gas PTGN ini dilakukan dengan PT Perindustrian Sawit Synergi (PSS) yang merupakan subsidiary Kuala Lumpur Kepong Berhard (KLK) pada Selasa (23/7/2024) lalu di KLK Tower, Kuala Lumpur, Malaysia.

Kerja sama ini akan diperpanjang untuk dapat terus mendukung produksi pengolahan kelapa sawit milik PSS beserta turunannya yang berlokasi di Sangkurilang - Kalimantan Timur.

Baca juga: Penyerapan LNG Domestik Meningkat, PGN Amankan Pasokan dengan Kontrak MSA

Direktur Utama PTGN Aminuddin menyampaikan, dengan adanya kerja sama ini, membuka peluang bagi PTGN, PSS dan KLK untuk mengembangkan dan menumbuhkan bisnis bersama dan berkelanjutan.

"Kami juga berkomitmen untuk terus menjaga kehandalan suplai atas gas hasil regasifikasi LNG sesuai dengan kesepakatan kerja sama yang telah disepakati," kata Aminuddin melalui keterangan pers, Jumat (25/7/2024).

Deputy CEO of KLK Oleo Siew Fook Ming berharap, dengan adanya suplai gas dari PTGN secara tepat waktu, akan memberikan nilai tambah bagi PSS dan KLK Group sebagai perusahaan yang salah satunya bergerak dalam bidang pengelolaan kelapa sawit dan turunannya.

Dia menilai, PTGN merupakan pemain handal dalam bisnis regasifikasi LNG. Sehingga dengan adanya kesepakatan ini diharapkan mampu mendukung PSS yang telah memiliki pengalaman lebih dari 100 tahun mendistribusikan produk kepada customer yang berada di Asia dan Eropa.

Baca juga: Manfaatkan Kerja Sama, Perta Arun Gas Geber Bisnis LNG di Indonesia

LNG untuk pasar domestik

Sebelumnya, Indonesia Gas Society (IGS) memprediksi industri gas Indonesia akan semakin bergantung pada gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di masa mendatang.

Penyebabnya, pertumbuhan permintaan gas bumi sebagai energi transisi menuju energi bersih, belum dapat diimbangi dengan penambahan pasokan gas. Saat ini kebutuhan gas di Sumatera dan Jawa saja mencapai hampir 3.000 MMscfd. Jumlah itu akan terus meningkat menjadi sekitar 4.000 MMscfd hingga 2040.

Secara keseluruhan kebutuhan gas dalam negeri terus tumbuh dari 4.000an MMscfd mendekati 6.000an MMscfd pada 2040 yang akan dipasok melalui LNG, apalagi jika tidak ada temuan baru LNG akan didatangkan dari luar negeri.

Akibatnya, terdapat potensi Indonesia jadi net importir LNG di masa yang akan datang.

"Ini akan seperti Malaysia antara ekspor dan impor LNG bisa berbarengan. Indonesia jadi net importir untuk gas bisa tahun 2040 sekian karena produksi untuk domestik untuk ekspor, sementara demand domestik sangat tinggi," papar Senior Advisor Indonesia Gas Society (IGS) Salis S Aprillian dalam seminar bertajuk "Shifting Gas Industry in Indonesia" di Jakarta, Kamis (13/6/2024) lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat