Berkat Kolaborasi, Laba Bank Jago Tumbuh 23 Persen pada Semester I 2024
JAKARTA, - PT Bank Jago Tbk (ARTO) telah membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp 50 miliar pada semester I 2024. Pencapaian tersebut meningkat 23 persen dari periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengungkapkan, model bisnis yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi kunci keberhasilan Bank Jago dalam pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.
Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 15,7 triliun per akhir Juni 2024 atau tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,2 triliun.
Baca juga: Bank Jago Dukung Perempuan Manfaatkan Aplikasi Digital untuk Kelola Keuangan
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong aset Bank Jago menjadi Rp 24,2 triliun per semester I 2024 atau tumbuh 29 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,9 triliun.
Di periode yang sama, Bank Jago berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 14,8 triliun sampai atau tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebanyak 61 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp 9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39 persen atau Rp 5,7 triliun merupakan term deposit (TD).
Hal tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan pengguna aplikasi Bank Jago. Sampai dengan Juli 2024, nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta.
Baca juga: Bank Jago: Peran Nasabah Penting untuk Hindari Kebocoran Data
Jika dihitung termasuk nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
Mitra ekosistem strategis, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksa dana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank Jago.
Terkini Lainnya
- Efek Trump, Indonesia Kebanjiran Investor Asal China
- J&T Express Undang 500 UMKM Bahas Inovasi Bisnis hingga Pembiayaan Logistik
- Catat, Ini 97 Pinjol Resmi Berizin OJK Berlaku Desember 2024
- Program Balappoin UMKM Jempolan, Strategi Bank Mandiri Bantu UMKM Lokal “Go International”
- DPR Apresiasi Peran BNI Bangun Ekonomi Daerah
- Gencarkan "UMKM BISA Ekspor", Kemendag Gelar Pekan Pengembangan Ekspor di Jatim
- Kementerian UMKM: Struktur Ekonomi Indonesia 99,99 Persen dari UMKM
- Sudah 39,7 Juta KL, Pertamina Target Penyaluran BBM Subsidi 48,6 juta KL di Akhir 2024
- Belum Dibahas di Kabinet, Isu Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara Masih Jadi Sorotan
- Beberkan Tugas Satgas Pengawasan Impor, Cak Imin: Bisa Usul Perubahan Regulasi ke Presiden
- Temuan Besar Potensi Migas di Indonesia Bagian Barat Capai 4,3 Miliar Setara Minyak
- Komisi V DPR Ramai-ramai Minta Menteri PKP Bikin "Blueprint" 3 Juta Rumah
- Apa Itu Laba Bersih? Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya
- Harga Konsentrat Tembaga dan Timbal Turun di Pasar Dunia, Ini Sebabnya Kata Kemendag
- Imbas PPN 12 Persen, Pendapatan Industri Asuransi Umum Bisa Tergerus
- Tingkatkan Keselamatan, KAI Tutup 127 Perlintasan Sebidang
- Asosiasi Sebut Aturan Label BPA BPOM Bikin Puluhan Ribu UMKM Terancam Bangkrut
- Gelar Mukernas, Aliansi Pengusaha Konsolidasikan Penguatan Ekosistem Umrah dan Haji
- Jokowi soal PP Muhammadiyah Kelola Tambang: Kalau Minat, Regulasinya Sudah Ada
- Upaya ESG Prudential Indonesia, Daur Ulang Limbah hingga Edukasi Keuangan