pattonfanatic.com

Pemerintah Dukung Biomassa untuk Campuran Bahan Bakar PLTU

PLTU Sintang Unit 1 akan menjalankan pembakaran (firing) 100 persen biomassa selama 24 jam nonstop.
Lihat Foto

JAKARTA, - Pemerintah mendukung penggunaan biomassa sebagai bahan campuran batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Penggunaan biomassa sebagai campuran bahan bakar ini disebut co-firing.

Dukungan pemerintah ini terungkap dalam FGD (FGD) bertema “Risiko, Tantangan, dan Mitigasi pada Tatanan Rantai Pasok dan Komponen Pembentuk Harga Batu Bara dan Biomassa serta Energi Baru Terbarukan (EBT) Lainnya” yang dilaksanakan di Semarang, Jumat (26/7/2024).

Terdapat tiga kementerian yang mendukung upaya co-firing biomassa, sebagai aksi nyata menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.

Pertama, Kementerian ESDM. Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo, menyampaikan bahwa Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang “Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap” telah diterbitkan untuk memberikan payung hukum penggunaan biomassa.

"Peraturan ini masih menunggu harmonisasi dengan Peraturan Menteri Keuangan yang sementara dalam proses untuk direvisi," katanya, melalui keterangan pers, Jumat (26/7/2024).

Baca juga: Sampah di Daerah Bisa Diolah Jadi Biomassa untuk Cofiring PLTU

Kedua, Kementerian Keuangan. Hilman Qomarsono, Kepala Seksi Risiko Pinjaman pada BUMN Direktorat PRKNDJPPR, menyatakan bahwa Menteri Keuangan telah memberikan arahan untuk mendukung secara maksimal pengembangan ekosistem biomassa.

Ketiga, Kemenko Marves. Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, menambahkan bahwa co-firing dan pemanfaatan biomassa turut meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan.

"Ketersediaan biomassa yang cukup banyak, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber energi untuk program co-firing dan menciptakan lapangan pekerjaan," kata Nani.

Baca juga: Teknologi PLTU di Indonesia Mampu Serap Target Co-firing Biomassa

Peran BUMN dan swasta

BUMN juga berperan mendukung co-firing biomassa, salah satunya yakni PT Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI). Anak usaha PLN ini terus memperkuat rantai pasok biomassa sebagai salah satu langkah strategis mencapai NZE 2060.

Direktur Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan biomassa.

Ia mencatat, pada tahun 2021, PLN Group telah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk co-firing PLTU. Tahun 2022, jumlah ini naik menjadi 500.000 metrik ton, dan pada tahun 2023 mencapai lebih dari 1.000.000 metrik ton.

"Tahun 2024 ini, target kami adalah menyediakan 2,2 juta ton," kata Iwan.

Tak hanya BUMN, perusahaan swasta juga mendorong co-firing biomassa. Misalnya, PT Elektrika Konstruksi Nusantara Kalimantan Barat, yang mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi pelet untuk disuplai ke PLTU.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat