Tren Kendaraan Listrik dan Dominasi China Pada Industri Nikel di Indonesia

JAKARTA, - Industri pertambangan nikel di Indonesia terus berkembang. Hal itu menjadikan Indonesia menjadi salah satu produsen logam terbesar di dunia.
Dengan lebih dari 14 tambang aktif, Indonesia memasok lebih dari 40 persen permintaan nikel global. Ini juga tak lepas dai peran penting nikel dalam baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Analis Senior di S&P Global Commodity Insights Jason Sappor mengatakan, nikel dibutuhkan untuk pengembangan sektor kendaraan listrik.
Baca juga: Laba Bersih Emiten Nikel NICL Tumbuh 13,7 Persen jadi Rp 73,5 Miliar
SHUTTERSTOCK/GUTEKSK7 Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik.
Pertumbuhan pesat bisnis nikel di Indonesia tak lepas dari kerja sama yang dijalin dengan China sebagai produsen baterai kendaraan listrik global terbesar di dunia.
Investasi China di Indonesia telah memperkuat industri pertambangan, terutama pada fokus pemurnian nikel lokal. Sedikit catatan, Indonesia memang mengeluarkan larangan untuk mengekspor nikel mentah sejak 2022.
Meskipun mendapatkan manfaat ekonomi, perkembangan ini memunculkan kekhawatiran soal dampak lingkungan, termasuk pencemaran air dan penggudulan hutan di dekat lokasi pertambangan.
Baca juga: Nikel-Timah Diawasi Simbara, Luhut Sebut Negara Bakal Kantongi Tambahan Uang Hingga Rp 10 Triliun
Meningkatnya produksi nikel di Indonesia telah menyebabkan kelebihan pasokan dan penurunan harga, yang berdampak pada produsen di Australia dan Kanada.
Di Amerika Serikat, perusahaan seperti Talon Metals mengadvokasi rantai pasokan yang aman dengan mengembangkan sumber nikel lokal di bawah standar lingkungan yang ketat. Itu dilakukan dengan bermitra dengan produsen mobil, seperti Tesla.
Terkini Lainnya
- Menteri PU Buka Suara soal Kabar Ribuan Honorer Dirumahkan
- Peluang Karier di Era AI: Kuasai 2 Keterampilan Ini agar Dilirik Perekrut
- Pesta Muslim Jakarta 2025 Digelar Maret, Sajikan Fashion Show dan Belanja Ala Tanah Abang
- Industri Perhotelan Keluhkan Dampak Efisiensi, Ketua Kadin: Itu Konsekuensi ...
- Tips Mengelola "Passive Income" agar Masa Depan Finansial Lebih Aman
- ITDC dan Jasaraharja Putera Teken Kontrak Asuransi Aset Sirkuit Mandalika
- Gandeng Anak Usaha Timah, Semen Indonesia Dukung Program 3 Juta Rumah
- Warga Palembang Bisa Tukar Minyak Jelantah Jadi Uang, Begini Caranya
- RI-Turkiye Teken Kerja Sama Peningkatan Ekspor Pertanian, Ini Komoditas Prioritasnya
- Daftar Kereta Ekonomi Bersubsidi 2025, Harga Mulai Rp 27.000
- Pyridam Farma Fokus Kesehatan Konsumer dan Kecantikan
- Kantor Sudah Jadi, Pegawai OIKN Pindah ke IKN pada Maret
- Ketum Kadin Sebut Presiden Prabowo Sangat "Happy" Dikunjungi Erdogan
- RI-Turkiye Sepakati Perjanjian Industri Pertahanan, Apa Isinya?
- Cara Mengajarkan Anak Menabung Sejak Dini, Orang Tua Perlu Lakukan Ini
- Industri Perhotelan Keluhkan Dampak Efisiensi, Ketua Kadin: Itu Konsekuensi ...
- MPXL Raup Pendapatan Rp 97,06 Miliar pada Semester I 2024
- Anak Usaha ASLI Kantongi Kontrak Senilai Rp 22 Miliar di IKN
- PGEO Catat Pertumbuhan Laba 3,3 Persen di Semester I 2024 Sebesar Rp 1,56 Triliun
- Berkontribusi terhadap Ekonomi Nasional, BRI Insurance Sabet Tiga Penghargaan
- 3 Cara Hapus Mutasi Rekening BCA Antiribet dari HP