pattonfanatic.com

Tren Kendaraan Listrik dan Dominasi China Pada Industri Nikel di Indonesia

Ilustrasi nikel, penambangan nikel.
Lihat Foto

 

JAKARTA, - Industri pertambangan nikel di Indonesia terus berkembang. Hal itu menjadikan Indonesia menjadi salah satu produsen logam terbesar di dunia.

Dengan lebih dari 14 tambang aktif, Indonesia memasok lebih dari 40 persen permintaan nikel global. Ini juga tak lepas dai peran penting nikel dalam baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Analis Senior di S&P Global Commodity Insights Jason Sappor mengatakan, nikel dibutuhkan untuk pengembangan sektor kendaraan listrik.

Baca juga: Laba Bersih Emiten Nikel NICL Tumbuh 13,7 Persen jadi Rp 73,5 Miliar

"Yang akan memberikan manfaat bagi lingkungan dan jalan menuju penghijauan ekonomi global serta pemenuhan target perubahan iklim," kata dia dikutip dari CNBC, Minggu (28/7/2024).

Pertumbuhan pesat bisnis nikel di Indonesia tak lepas dari kerja sama yang dijalin dengan China sebagai produsen baterai kendaraan listrik global terbesar di dunia.

Investasi China di Indonesia telah memperkuat industri pertambangan, terutama pada fokus pemurnian nikel lokal. Sedikit catatan, Indonesia memang mengeluarkan larangan untuk mengekspor nikel mentah sejak 2022.

Meskipun mendapatkan manfaat ekonomi, perkembangan ini memunculkan kekhawatiran soal dampak lingkungan, termasuk pencemaran air dan penggudulan hutan di dekat lokasi pertambangan.

Baca juga: Nikel-Timah Diawasi Simbara, Luhut Sebut Negara Bakal Kantongi Tambahan Uang Hingga Rp 10 Triliun

Meningkatnya produksi nikel di Indonesia telah menyebabkan kelebihan pasokan dan penurunan harga, yang berdampak pada produsen di Australia dan Kanada.

Di Amerika Serikat, perusahaan seperti Talon Metals mengadvokasi rantai pasokan yang aman dengan mengembangkan sumber nikel lokal di bawah standar lingkungan yang ketat. Itu dilakukan dengan bermitra dengan produsen mobil, seperti Tesla.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat