Paparkan Kinerja Semester I 2024, Sampoerna Targetkan Pertumbuhan Bisnis lewat Investasi dan Inovasi Produk
JAKARTA, – PT HM Sampoerna Tbk atau Sampoerna menggelar acara paparan publik (public expose) di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Pada acara tersebut, Sampoerna memaparkan kondisi industri tembakau terkini, kinerja bisnis perseroan sepanjang semester I 2024, serta strategi dan inovasi perusahaan ke depan.
Presiden Direktur Sampoerna Ivan Cahyadi mengatakan, di tengah melemahnya kondisi ekonomi global, Indonesia mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan mempertahankan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 5 persen serta mempertahankan tingkat inflasi yang relatif rendah.
Namun, di tengah pertumbuhan ekonomi tersebut, konsumen tetap berhati-hati dalam berbelanja. Hal ini, katanya, tecermin dari tren penurunan indeks kepercayaan konsumen pasca-Hari Raya Idul Fitri 2024 yang lebih cepat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Lemahnya permintaan konsumen atau daya beli dirasakan oleh berbagai industri, termasuk industri tembakau. Hal ini pun turut berpengaruh kepada preferensi konsumen yang kini mencari produk dengan harga lebih terjangkau.
Baca juga: Dorong UMKM Perluas Akses ke Pasar Global, Kadin, Sampoerna, dan JETRO Luncurkan WikiExport
“Pada semester pertama tahun ini, konsumen rokok golongan 2 hampir mencapai setengah dari rokok legal di Indonesia, yaitu sebesar 44 persen, atau tumbuh sebesar 5 poin dari semester I 2023. Tentunya, hal ini perlu menjadi perhatian kami,” ujar Ivan.
Selain itu, industri tembakau juga menghadapi tantangan lain, yaitu pertumbuhan rokok ilegal yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pangsa pasar segmen di bawah golongan 1 pada semester I 2024 yang mencapai lebih dari 44 persen atau bertumbuh lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan 2017.
Tak hanya itu, industri tembakau juga menghadapi tantangan lain, yakni kenaikan tarif cukai yang tinggi. Menurut Ivan, rerata kenaikan tarif cukai sebelum pandemi Covid-19 mencapai 7 persen. Namun, semenjak itu, kenaikan tarif cukai mencapai dua hingga empat kali lipat lebih tinggi ketimbang inflasi.
“Ditambah lagi, industri tembakau juga menghadapi tantangan semakin meningkatnya kesenjangan antara segmen golongan 1 dan golongan 2. Pada segmen terbesar dalam industri tembakau, yaitu sigaret kretek mesin (SKM), perbedaan tarif cukai antara golongan 1 dan golongan 2 meningkat hampir tiga kali lipat pada periode yang sama,” paparnya.
Kinerja Sampoerna di paruh awal 2024
Meskipun diterpa banyak tantangan, Sampoerna berhasil mempertahankan posisinya sebagai perusahaan nomor satu di industri tembakau dengan pangsa pasar sebesar 27 persen pada semester I 2024.
Pencapaian itu didukung oleh total volume penjualan produk-produk Sampoerna yang mencapai 39,9 miliar batang pada semester I 2024, termasuk pada produk bebas asap.
“Dengan kenaikan harga pada portofolio produk kami, pendapatan bersih meningkat sebesar 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Ivan.
Namun, Ivan mengakui, dinamika industri tembakau serta sejumlah faktor eksternal turut memberikan dampak bagi kinerja perseroan.
Pada semester I 2024, Sampoerna membukukan pendapatan bersih Rp 57,8 triliun dan laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun. Laba bersih ini turun sebesar 11,6 persen jika dibandingkan semester I 2023. Kontribusi pembayaran pajak Sampoerna kepada negara pun turun sebesar 8,2 persen menjadi Rp 4 triliun.
“Sampoerna berkomitmen untuk selalu memberikan nilai kepada semua pemangku kepentingan. Kami memiliki strategi bisnis yang solid dengan berbagai inisiatif yang akan mendorong kinerja perusahaan sepanjang semester kedua dan seterusnya,” katanya.
Terkini Lainnya
- Sri Mulyani Tambah APBN Rp 117,87 Triliun untuk Laksanakan Program Prabowo-Gibran
- Dua Anggota DPR Lolos Jadi Anggota BPK 2024-2029
- September Ini Gojek "Cabut" dari Bisnis di Vietnam, Ini Alasan Manajemen
- Kemenperin Perketat Mutu dan Keamanan Obat Bahan Alam
- BRI Insurance Raih Penghargaan 7 Most Popular Brand Of The Year 2024
- Hari Pelanggan Nasional, ASDP Bagikan Bingkisan Spesial untuk Pengguna Jasa di Pelabuhan Lembar, Mataram
- DPR Tetapkan 5 Nama Anggota BPK 2024-2029
- 12 Contoh Pajak Daerah dan Pengelompokannya Provinsi Kabupaten/Kota
- GOTO Tutup Layanan Gojek di Vietnam
- Bursa Asia Kompak Anjlok, IHSG Menguat 0,74 Persen
- Harga Bitcoin Kini Merosot ke Kisaran Rp 880 Juta per Keping
- Zulhas: Komjen Ahmad Lutfhi Sudah Ajukan Mundur dari Irjen Kemendag karena Maju Pilkada Jateng
- Transjakarta: Halte Velodrome Sudah Beroperasi Lagi
- PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp 6,3 Triliun
- Pahami Kebutuhan Pelanggan dan Ciptakan Pengalaman
- Jadi Tuan Rumah Olimpiade Tak Lagi Menguntungkan, Ini Alasan Ekonom
- Survei BI: Kebutuhan Penyaluran Kredit Baru Kuartal II 2024 Meningkat
- Naik Lagi, Utang Pemerintah Tembus Rp 8.444 Triliun
- Mitratel Raup Laba Bersih Rp 1 Triliun pada Semester I 2024
- KCIC Ungkap Alasan Penumpang Berkali-kali Curi Bantal Sandaran Kursi Kereta Cepat Whoosh