Menperin: Pemanfaatan Sagu di Indonesia Masih Rendah
JAKARTA, - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, pemanfaatan sagu di Indonesia masih sangat rendah di Indonesia.
Ia mengatakan, terdapat tiga hal yang menjadi kendala yaitu pertama, alur rantai pasok bahan baku sagu. Hingga saat ini, lahan sagu di Indonesia didominasi perkebunan rakyat dengan persentase penguasaan lahan sebesar 94,34 persen dengan kontribusi produksi sagu mencapai 99 persen.
"Namun infrastruktur perkebunan rakyat ini masih sangat sederhana dengan fasilitas penunjang yang sangat minim. Hal ini menyebabkan rantai supply sagu dari hulu ke hilir menjadi sangat terbatas," kata Agus saat pidato sambutan dalam acara "Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu", di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Baca juga: Menperin: Lahan Sagu RI Terbesar di Dunia, tapi Kalah Ekspor dari Malaysia
Agus mengatakan, kendala kedua pemanfaatan sagu yaitu keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) masih minim.
Ketiga, rendahnya popularitas sagu menjadi penghambat proses pengembangan dan riset sehingga membatasi pencapaian komoditas sagu.
"Kita perlu edukasi bahwa sagu dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat dan tentu industrinya dapat dikembangkan agar Indonesia menjadi salah satu pemasok pati terbesar di dunia," ujarnya.
Di samping itu, Agus mengatakan, Indonesia memiliki potensi luas lahan sagu terbesar di dunia.
Ia mengatakan, dari 6,5 juta hektar lahan sagu yang tersebar di seluruh dunia, 5,5 juta hektar lahannya atau 85 persen ada di Indonesia. Meski demikian, Indonesia masih kalah dari Malaysia dalam ekspor sagu.
Adapun Malaysia tercatat melakukan ekspor pati sagu sebesar 15 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada 2023. Sedangkan, Indonesia melakukan ekspor pati sagu hanya 9 juta dollar AS.
"Sangat jauh dari potensi yang tentu harus terus-menerus kita perbaiki agar potensi tersebut bisa tumbuh, bisa dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder terutama untuk mengisi pasar sagu nasional dan internasional bagi para pelaku yang terlibat dalam agrobisnis sagu Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, Kemenperin berkomitmen meningkatkan hilirisasi komoditas sagu melalui pengembangan diversifikasi produk, fasilitasi kerja sama antar industri pengolahan dan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN dan program peralatan bagi para industri pengolahan sagu.
"Selain itu, Kemenperin berupaya untuk selalu bersinergi dengan pemangku kepentingan lain dari pusat maupun daerah sebagai langkah mendorong percepatan pengembangan sagu," ucap dia.
Baca juga: Jika Beras Makin Mahal, Mentan SYL: Kita Makan Sagu Aja
Terkini Lainnya
- Apa Itu NPL atau Non-Performing Loan?
- OJK Luruskan Kabar Dana Pensiun Tak Bisa Dicairkan 10 Tahun
- Pendapatan Asli Daerah APBN Provinsi DKI Jakarta yang Terbesar
- 4 Sumber Pendapatan Asli Daerah dan Pengelompokannya Sesuai UU
- Indodax Sebut Harga Bitcoin Berpotensi Lampaui Ekspektasi Bulan Ini
- Beragam Contoh Pendapatan Asli Daerah dan Pengelompokannya
- INKA Targetkan Pabrik Kereta di Banyuwangi Beroperasi Penuh Tahun Depan
- 4 Sumber Yang Dikategorikan dalam PAD Pendapatan Asli Daerah
- Berapa Harga Avtur Pertamina?
- Penjelasan OJK soal Rencana Pemotongan Gaji Pekerja untuk Dana Pensiun
- Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Reduksi bagi Dosen dan Alumni UGM
- AEON Buka Supermarket di Citra Raya Tangerang
- Pertamina: Harga Publikasi Avtur di Indonesia Cukup Kompetitif...
- Di IISF 2024, Bank Mandiri Tegaskan Komitmen untuk Wujudkan Ekonomi Rendah Karbon
- 4 Cara Transfer BCA ke DANA
- Siap-siap, Bansos Beras Disalurkan mulai 1 Agustus 2024
- Paruh Pertama 2024, Realisasi Investasi RI Capai Rp 829,9 Triliun
- Sejarah Stasiun Manggarai
- Wamen Pertanian Optimistis RI Bisa Swasembada Susu dan Daging Sapi
- Menperin: Lahan Sagu RI Terbesar di Dunia, tapi Kalah Ekspor dari Malaysia