pattonfanatic.com

Jadi Tuan Rumah Olimpiade Tak Lagi Menguntungkan, Ini Alasan Ekonom

Medali Olimpiade Paris 2024.
Lihat Foto

- Menjadi tuan rumah ajang Olimpiade ternyata tidak mendatangkan keuntungan secara finansial.

Negara yang menjadi penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade memang memiliki kebanggaan tersendiri. Namun secara finansial, hal tesebut tidak masuk akal secara finansial.

Acara olahraga empat tahunan tersebut memang dikenal akan menelan biaya yang mahal.

Dalam beberapa dekade terakhir saja, perhelatan Olimpiade diwarnai dengan pembengkakan anggaran, utang jangka panjang, pemborosan infrastruktur, penggusuran dan gentrifikasi, pertikaian politik, serta kerusakan lingkungan.

Baca juga: Pesta Pernikahan Anak Miliarder Mukesh Ambani Disebut Bisa Dongrak Ekonomi India

Untuk itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) berharap untuk memperbaiki keadaan, dimulai dengan Olimpiade Paris kali ini.

Profesor ekonomi College of the Holy Cross Victor Matheson mengatakan, Olimpiade kali ini bertujuan untuk mengambil pendekatan yang lebih hemat dan lebih ramah lingkungan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Ini akan menjadi Olimpiade pertama, sejak Sydney, yang biaya totalnya mencapai di bawah 10 miliar dollar AS. Itu karena IOC kehabisan kota yang bersedia menjadi tuan rumah acara ini," kata dia, dikutip dari CNN, Senin (29/7/2024).

Baca juga: Gandeng Visa, Bank Mandiri Bakal Beri Hadiah Paket Nonton Olimpiade Paris 2024

 


Sebelumnya, menjadi tuan rumah atas acara Olimpiade dianggap sebagai bencana keuangan. Sementara itu, nyaris tidak ada harapan untuk menghasilkan uang kembali jalam jangka panjang.

Adapun, studi Universitas Oxford melaporkan, lima dari enam Olimpiade terakhir mengalami kelebihan biaya.

"Semua Olimpiade, tanpa kecuali, mengalami pembengkakan biaya. Tidak ada proyek besar lain yang mengalami hal ini, bahkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir atau penyimpanan limbah nuklir," ujar peneliti dalam laporan tersebut.

Jumlah tersebut masih merupakan perkiraan konservatif. Penghitungan tersebut tidak memasukkan biaya modal seperti perbaikan jalan raya, rel kereta api, bandara, hotel, infrastruktur, dan biaya yang tidak terkait langsung dengan operasi pertandingan.

Olimpiade memang terbukti mengalami pembengkakan biaya setiap penyelenggaraannya.

Baca juga: Bambang Trihatmodjo Minta Sri Mulyani Setop Tagih Utang SEA Games 1997

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat