Laba IPCC Tumbuh 2,1 Persen Menjadi Rp 80,6 Miliar pada Semester I-2024
JAKARTA, - Entitas grup Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 80,6 miliar pada semester I-2024.
Mengutip laporan keuangan perseroan, angka tersebut tumbuh 2,1 persen dibandingkan periode sama tahun 2023 sebesar Rp 78,9 miliar.
Namun demikian pendapatan operasi mengalami penurunan menjadi Rp 360,2 miliar pada semester I-2024 dibandingkan periode sama tahun 2023 sebesar Rp 366,9 miliar.
Meskipun pendapatan operasi turun, beban pokok pendapatan membengkak menjadi Rp 234 miliar pada semester I-2024 dibanding periode sama tahun 2023 sebesar Rp 194,1 miliar.
Pendapatan operasional dikurangi beban pokok pendapatan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 136,1 miliar pada semester I-2024. Angka tersebut lebih rendah dibanding periode sama tahun 2023 sebesar Rp 172,7 miliar.
Baca juga: Tambah Akses Terminal Tahun Depan, IPCC Juga Sasar Layanan untuk Kendaraan Listrik
Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), Sugeng Mulyadi mengatakan, kondisi semester I-2024 cukup menantang. Serupa halnya dengan Gaikindo, yang mencatatkan penurunan kinerja semester I-2024 sebesar 19 persen.
“Tapi itu tidak mengurangi semangat kita memberi yang terbaik untuk investor dan pemegang saham. Kami melakukan berbagai macam upaya seperti efisiensi di berbagai lini kita, sehingga kita masih mencatat pertumbuhan pada laba,” ujar Sugeng di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Per Juni 2024, total aset IPCC tercatat Rp 1,8 triliun atau meningkat dibanding periode Desember 2023 sebesar Rp 1,7 triliun. Komposisinya, aset lancar Rp 891,8 miliar dan aset tidak lancar Rp 978 miliar.
Baca juga: “Menyelamatkan” Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC)
Adapun utang atau liabilitas sebesar Rp 679,8 miliar per Juni 2024 atau meningkat dibandingkan periode Desember 2023 sebesar Rp 565,4 miliar. Terdiri dari, liabilitas jangka pendek Rp 282,3 miliar, dan liabilitas jangka panjang Rp 397,5 miliar.
Sugeng mengatakan, kedepannya trend industri otomotif mulai mengarah kepada mobil listrik, terutama mobil listrik yang berasal dari China.
“(Permintaan/impor) Mobil listrik dari China saat ini mengingkat, karena harganya kompetitif dan ini menjadi poin tersendiri, apalagi pasar Indonesia juga antusias menyambut mobil listrik ini,” lanjut dia.
Sugeng menegaskan, IPCC memberikan fasilitas dalam bentuk ekosistem untuk ekspor ke 95 negara mulai dari Asia Tenggara, Amerika Latin, Middle East, hingga Eropa.
Dari sisi produksinya untuk Asean, Indonesia berada di urutan kedua setelah Thailand. Thailand memproduksi sebanyak 1,1 juta unit kendaraan, sementara di Indonesia memproduksi 1,4 juta kendaraan.
“Di Thailand hampir semua atau mayoritas (1 juta) unit untuk ekspor, di Indonesia 505.000 unit untuk ekspor, sementara 800.000 - 900.000 itu dikonsumsi dalam negeri,” tegasnya.
Terkini Lainnya
- Pendaftaran CPNS 2024 Ditutup Malam ini, BKN: Pantau Informasi dari Sumber Resmi!
- Meningkatkan Upah Buruh
- IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Apa Itu IPO: Pengertian, Tujuan, dan Keuntungan bagi Perusahaan
- Investor "Serok" Saham di Harga Murah, Wall Street Melaju
- Bertemu Peternak dan Petani Perancis di Paris, Wamentan Paparkan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
- Menhub Budi Sebut Harga Tiket Pesawat Bisa Turun, asalkan Syarat Ini Terpenuhi
- Targetkan Penerimaan Pajak Rp 2.189 Triliun, Keponakan Prabowo Ungkap Strateginya
- [POPULER MONEY] Pinjol Masih Digemari Masyarakat | Penumpang dan Kru Pesawat Trigana Air Selamat
- Kementerian PUPR Bakal Dipecah, Menteri Basuki: Tidak Masalah
- Cara Mudah Transfer Uang dari BRI ke Bank Lain dengan BI Fast
- Pertamina dan Vale Indonesia Kerja Sama Penyediaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
- BFI Finance Tawarkan KPR "Fixed Rate" 10 Tahun untuk Konsumen
- Ditemani Thomas Djiwandono, Sri Mulyani Laporkan Perkembangan APBN ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Rombak Direksi Bulog, Erick Thohir Angkat Wahyu Suparyono Jadi Dirut
- Kementerian PUPR Bakal Dipecah, Menteri Basuki: Tidak Masalah
- Targetkan Penerimaan Pajak Rp 2.189 Triliun, Keponakan Prabowo Ungkap Strateginya
- Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga
- BUMN Sang Hyang Seri Kosongkan Rumah Dinas Eks Karyawan PT Pertani
- Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Melemah
- Kritik Gerakan Stop Boros Pangan, Pedagang Pasar: Bapanas Tugasnya Koordinasikan, Bukan Buat Gerakan...
- Kapal Pinisi Layani Perjalanan Wisata di IKN Mulai 1 Agustus 2024