Laporan DBS Sebut Gencarnya Investasi Infrastruktur Bikin Kepercayaan Investor ke Indonesia Meningkat
JAKARTA, - Bank DBS Indonesia melaporkan kepercayaan investor terhadap bisnis di Indonesia meningkat. Hasil survei global yang berkolaborasi dengan Financial Times Longitude mengungkapkan pentingnya peran strategis departemen keuangan dan treasury pada perusahaan dalam menentukan lintasan jangka panjang bisnis global.
Saran-saran mereka sangat penting seiring dengan munculnya peluang-peluang perdagangan dan penciptaan nilai baru akibat teknologi digital, meningkatnya permintaan akan model-model bisnis yang berkelanjutan, serta pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi di negara-negara berkembang akibat era globalisasi.
Laporan "Pivotal: How treasury and finance enable a new era of globalization" mengungkapkan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan telah mengalami pertumbuhan yang stabil di sektor logam, pertambangan, dan manufaktur yang mendukung permintaan industri kendaraan listrik (EV).
Investasi infrastruktur yang gencar dilakukan telah meningkatkan kepercayaan investor terhadap negara ini.
Baca juga: Dorong Wealth Management, Bank DBS Buka Peluang Investasi dan Bisnis
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, seiring dengan semakin pentingnya upaya-upaya keberlanjutan, seperti mengamankan pembiayaan untuk inisiatif dekarbonisasi yang meluas, pihaknya percaya, peningkatan kepercayaan investor yang signifikan terhadap Indonesia menggarisbawahi fundamental ekonomi yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan.
"Kami berkomitmen untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya regional kami untuk mendukung pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan mendorong integrasi ekonomi yang lebih besar di kawasan ini,” kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (30/7/2024).
Ia menambahkan, para eksekutif di Indonesia juga melihat diversifikasi bisnis sebagai tujuan utama. Banyak dari mereka berfokus untuk membangun pertumbuhan bisnis di Asia dan mendapatkan keahlian dan talenta baru.
Baca juga: DBS Group Research Prediksi The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Akhir Tahun
Namun, bisnis-bisnis di Indonesia menghadapi berbagai hambatan, dengan akses terhadap modal dan pembiayaan serta ketidakpastian geopolitik berada pada urutan teratas dalam daftar, diikuti oleh penurunan dan volatilitas ekonomi.
Hal ini lantaran banyak bisnis di negara ini memiliki cadangan yang cukup besar untuk mendanai ekspansi dan tujuan digitalisasi.
"Tantangan ini mungkin muncul terutama di negara-negara lain di Asia tempat afiliasi lokal memiliki keinginan untuk memperluas operasi," tutup dia.
Terkini Lainnya
- Cara Bayar Tilang Elektronik via BRImo dan ATM BRI
- BGR Logistik Salurkan Bansos Beras ke Papua, Total 23,6 Juta Ton
- Catat, Ini Passing Grade SKD CPNS 2024
- Dua BUMN Masuk Daftar Time World's Best Companies 2024, Erick Thohir: Angkat Citra Positif Indonesia
- Pimpinan Munaslub Beberkan Alasan Lengserkan Arsjad Rasjid dari Ketum Kadin
- Kinerja Semester I-2024 Elnusa, Selesaikan Survei Seismik hingga Pendapatan Naik
- Dihadiri Bamsoet dan Rosan, Munaslub Kadin Lengserkan Arsjad dan Tunjuk Anindya Jadi Ketum
- Kemendag Sebut Indonesia Ingin Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk
- PLN EPI Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power Bangun Ekosistem Hidrogen Hijau
- Pendidikan Jadi Kunci Utama Meraih Manfaat Indonesia Emas 2045
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Persyaratannya
- Libur Panjang Akhir Pekan, Penumpang Whoosh Meningkat 25 Persen
- Catat, Ini Jadwal KA Priority Periode September 2024 dan Rutenya
- Asa Menjaga Lingkungan Hidup dari Langkah Kecil Daur Ulang Sampah
- Indonesia Harus Persiapkan Bahan Bakar Alternatif untuk Armada Maritim
- Laba Bersih Pegadaian Melejit di Semester I-2024
- KKP Ungkap Hambatan Produk Perikanan RI Sulit Tembus Pasar Eropa
- Dari Pembiayaan Rp 2 Juta, Waliyah Kini Punya 20 Karyawan
- DPR Yakin Ormas Keagamaan Bisa Kelola Tambang dengan Kehati-hatian
- Utang Pemerintah Berpotensi Tembus Rp 9.000 Triliun pada Akhir 2024