pattonfanatic.com

Keuntungan Menanam Indigofera, Batangnya buat Biomassa, Daun untuk Pakan Ternak dan Pewarna Batik

Program CSR penanaman tanaman biomassa, terutama Indigofera, di pilot project Desa Berdaya Energi di Gunung Kidul, Yogyakarta, dengan target bisa menghasilkan 300 ton biomassa dalam setahun.
Lihat Foto

YOGYAKARTA, - Sebanyak dua kelurahan di Gunungkidul, Yogyakarta, yakni Kelurahan Gombang dan Karangasem menjadi pilot project program CSR Desa Berdaya Energi. Kedua wilayah itu membudidayakan tanaman ekosistem biomassa sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara.

Berbagai tanaman yang dapat diolah menjadi biomassa pengganti batu bara seperti Kaliandra Merah, Gmelina, Gamal, Indigofera.

Hanya saja dari berbagai tanaman yang dibudidayakan yang paling berhasil adalah Indigofera lantaran kemarau berkepanjangan yang melanda sejak tahun lalu.

“Kelebihan Indigofera setahu saya, selain bisa menjadi pakan ternak, dia juga bisa menjadi pewarna, pewarna batik. Dan harganya kalau dijadikan ini cukup mahal. Jadi pewarna batik ini,” kata Sekper PLN EPI Mamit Setiawan, melalui keterangan pers, Selasa (30/7/2024).

Indigofera ini, tambah Mamit, jika ini sudah besar, batangnya ini sudah tinggi, maka ini yang akan digunakan sebagai produk biomassa.

"Jadi nanti ditebang, setelah itu ditebang maka nanti dari Bumdes akan mengumpulkan dan kemudian akan dijadikan sawdust (serbuk gergaji). Nah ini yang kedepannya akan kita lakukan,” tambahnya.

Sebagai informasi, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sebagai subholding PLN Group merupakan pencetus Program CSR Desa Berdaya Energi. Program ini dimulai pada awal 2023 dengan tujuan mencapai target nol emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Target hasilkan 300 ton biomassa per tahun

Mamit bilang, pada November 2024 mendatang, PLN EPI bersama warga di kedua kelurahan bakal menanam 50.000 pohon biomassa, penanaman dilakukan setelah panen 100.000 pohon yang segera dilakukan dalam waktu dekat ini.

Dengan adanya penambahan pembudidayaan 50.000 pohon baru ini, PLN EPI memproyeksikan bakal menghasilkan 300 ton biomassa setahunnya.

Program ecoprint

Program penanaman Indigofera ini juga mampu menggerakan UMKM yang dijalankan kelompok ibu-ibu di dua kelurahan tersebut. Para ibu memanfaatkan dedaun tanaman biomassa sebagai bahan baku pewarnaan batik atau ecoprint.

Saat ini program ecoprint ini sudah berjalan sesuai harapan, hanya saja mereka masih kekurangan rumah produksi. Rumah produksi yang dipakai sekarang ini masih sewa.

“UMKM juga berjalan itu untuk pembuatan ecoprint
juga itu sudah berjalan baik,” ucap Lurah Karangasem Parimin.

Pakai tanah Sultan Hamengkubuwono X

Sementara itu, Lurah Gombang, Supriyanto mengatakan, mayoritas masyarakatnya yang terlibat dalam program PLN EPI menggarap tanah milik Sultan.

Total luas tanah yang digarap adalah 6 hektar, saat ini masih terdapat sebagian lahan kosong yang segera ditanami bibit tanaman biomassa.

“Kita punya sekitar 6 hektar, termasuk di sebelah sini (bukit) yang piringan ini masih masuk tanah Sultan,” tuturnya.

Dia mengatakan, program ini disambut baik Sultan Hamengkubuwono X yang sampai memberi warga menggarap tanahnya, sebab program ini memberi dampak langsung kepada warga.

“Sultan kan yang penting tanah itu digunakan untuk kepentingan masyarakat diperbolehkan, termasuk untuk menanam Indigofera ini,” tutupnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat