pattonfanatic.com

Luhut Optimistis Proyek CCS/CCUS Buka Peluang Investasi Baru dan Ciptakan Lapangan Kerja

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan sambutan saat mendampingi Presiden Joko Widodo di Karawang, Jawa Barat hari ini, Rabu (3/7/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan optimistis proyek penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) dapat menciptakan investasi baru dan menciptakan lapangan kerja.

Ia mengatakan, Carbon Capture and Storage (CCS) adalah serangkaian proses yang bertujuan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber besar emisi, yang tujuannya untuk mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer, dan menyimpannya secara aman demi mengurangi dampak perubahan iklim.

Luhut mengatakan, saat ini ada dua proyek CCUS yang sudah berjalan di Indonesia yaitu BP Tangguh dan Sunda Asri.

"Kedua proyek percontohan CCUS di Indonesia tersebut juga saya harapkan dapat membawa investasi baru, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan transfer teknologi," tulis Luhut melalui akun resmi Instagram @luhut.pandjaitan, Selasa (30/7/2024).

Baca juga: Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Luhut mengatakan, BP Tangguh memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 1,8 gigaton CO2. Proyek ini, kata dia, punya potensi besar untuk menjadi hub CCS pertama di Indonesia, lantaran tidak hanya akan menangkap dan menyimpan CO2 dari berbagai industri di Indonesia, tetapi juga dari tuar negeri. Salah satu contohnya, Pelabuhan terbesar di Jepang, Nagoya.

Kemudian proyek Sunda Asri yang merupakan kerjasama antara Pertamina dan ExxonMobil. Proyek ini berpotensi menjadi CCS Hub lainnya di Indonesia bagian Barat, dengan potensi menyimpan CO2 dari Singapura dan juga industri-industri domestik yang sulit mengurai emisi mereka.

"Saya percaya hadirnya BP Tangguh dan Sunda Asri bisa menjadi contoh sukses bagi proyek-proyek serupa di masa depan. Ini juga merupakan langkah strategis yang akan membawa manfaat besar bagi Indonesia. Tidak hanya dari segi lingkungan, tetapi juga ekonomi dan teknologi," tulis Luhut.

Terakhir, Luhut mengatakan, melalui kerja sama internasional dan komitmen kuat terhadap inovasi teknologi, Indonesia dapat mencapai target pengurangan emisi global dan mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebagai informasi, Direktur Eksekutif Indonesia CCS Center, Belladonna Troxylon Maulianda pada acara Briefing IPA Convex 2024 bertajuk "CCS Sebagai Peluang Bisnis Baru di Indonesia" di Jakarta, Rabu (27/3/2024), menyebutkan ada sejumlah faktor yang menjadikan Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS) dan menjadikannya sebagai peluang bisnis yang baru di masa mendatang. 

Pertama, faktor geografis. Menurut dia potensi penyimpanan karbon pada bekas reservoir di lapangan migas yang ada di Indonesia, diperkirakan mencapai 577 giga ton, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Faktor kedua, adalah regulasi. Bella menjelaskan, pemerintah Indonesia saat ini sangat agresif dalam menerbitkan berbagai regulasi untuk mendukung percepatan implementasi CCS, apalagi Indonesia memiliki potensi yang sama dengan Australia. Saat ini, Indonesia juga sudah memiliki 15 proyek CCS yang sedang dikembangkan.

Dengan demikian, Bella optimistis, Indonesia akan menjadi pemimpin dalam bisnis CCS di kawasan regional, lantaran Indonesia menjadi negara pertama yang mengimplementasikan CCS cross border (lintas batas). 

Sehingga, Indonesia dinilai sebagai negara yang paling siap untuk mengimplemantasikan CCS dibandingkan negara di kawasan Asia lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat