Menguat di Awal Sesi, IHSG Naik ke Level 7.263,94
JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (31/7/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang Garuda yang turun pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI pukul 09.11 WIB, IHSG bergerak ke level 7.263,94 atau naik 22 poin (0,3 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.241,86.
Sebanyak 226 saham melaju di zona hijau dan 148 saham di zona merah. Sedangkan 207 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 947,5 miliar dengan volume 1,7 miliar saham.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya
Direktur of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpotensi mengalami penguatan. Sentimen penggerak IHSG adalah The Fed yang menentukan suku bunga AS kedepannya.
“Sentimen hari ini akan menjadi angin positif, meskipun kekhawatiran akan ucapan Powell akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar,” kata Maximilianus dalam analisisnya.
Bursa Asia mayoritas hijau, dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 0,67 persen (113,7 poin) ke posisi 17.116,6, Shanghai Komposit bertambah 0,51 persen (14,6 poin) ke posisi 2.894, dan Strait Times naik 0,16 persen (5,3 poin) ke level 3.447,12. Sementara itu, Nikkei melemah 0,85 persen (329 poin) ke level 38.196,89
Baca juga: Mengenal Tipe Market Order di Bursa Saham dan Kegunaannya untuk Investor
Kurs Rupiah
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.08 WIB rupiah berada pada level Rp 16.305 per dollar AS atau turun 5 poin (0,03 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.300 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed pada Kamis dini hari pekan ini.
Semalam data lowongan pekerjaan dan data tingkat keyakinan konsumen AS yang dirilis menunjukkan hasil yang lebih bagus dari ekspektasi. Membaiknya data AS ini sedikit banyak bisa mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini.
"Rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp 16.350 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 16.250 per dollar AS," kata Ariston kepada .
Baca juga: Dampak Gagal Bayar, Harga Saham-saham Terafiliasi Grup Kresna Anjlok
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Terkini Lainnya
- Cek Saldo Minimal BRI, BNI, BCA, Mandiri, dan BSI
- KAI Uji Coba Teknologi "Face Recognition Boarding Gate" di Stasiun Medan
- OJK Blokir 10.890 Entitas Keuangan Ilegal Sejak 2017
- 10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Menhub: 45 PSN Sudah Diselesaikan
- Wamen BUMN Pastikan Situs e-Meterai Peruri Tak Lagi Error
- Menghindari Rugi, Waskita Dilarang Garap Proyek Tol Lagi
- Pengertian Bunga Anuitas, Rumus, dan Contoh Hitungannya
- Minyak Sawit hingga Otomotif, Komoditas Indonesia Banjiri Pasar Afrika
- Tak Perlu ke Bank, Ini Cara Daftar BRImo secara Online
- Catat, Ada 7.214 Formasi CPNS bagi Lulusan SMA di Kemenkumham
- Deretan Promo Lazada 9.9, Diskon 90 Persen hingga Grandprize Mobil Listrik
- Jokowi Bakal Ngantor di Nusantara, Menhub Cek Kesiapan Bandara IKN
- Gandeng Influencer dan Komunitas Mobil, Hutama Karya Galakkan Kampanye Aman Berkendara
- OJK Tunggu Aturan Main soal Iuran Tambahan Pekerja untuk Dana Pensiun
- Proyeksi RI Bakal Impor 1 Juta Sapi, Mentan: Dilakukan Pihak Swasta
- IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya
- Kereta Otonom Jadi "Feeder" Peserta Upacara 17 Agustus di IKN
- Seberapa Besar Penggunaan QRIS pada Pelaku Usaha Waralaba?
- Saham Teknologi Terkoreksi, S&P 500 dan Nasdaq "Merah"
- Tarif Masuk Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2B, Berlaku mulai 2 Agustus 2024