pattonfanatic.com

Warga Pakistan Masih Menghadapi Inflasi Tinggi

Ilustrasi mata uang rupee Pakistan.
Lihat Foto

ISLAMABAD, - Kementerian Keuangan Pakistan memperkirakan inflasi pada Juli 2024 berkisar antara 12 persen dan 13 persen.

Prospek ekonomi bulanan meproyeksikan, inflasi tersebut baru mereda lebih lanjut pada Agustus 2024 atau berada di antara 11 persen dan 12 persen.

Angka inflasi dirilis oleh badan statistik Pakistan diawasi dengan ketat oleh bank sentral. Pasalnya, bank sentral Pakistan memangkas suku bunga minggu ini untuk kedua kalinya berturut-turut karena inflasi yang melonjak sebelumnya telah terkendali.

Baca juga: Cara Melindungi Dana Pensiun dari Inflasi

Pemerintah Pakistan juga telah memangkas defisit fiskal menjadi 4,9 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) antara Juli 2023 dan Mei 2024. Angka tersebut turun dari 5,5 persen pada 2023.

Dilansir dari Channel News Asia, Pakistan mencapai kesepakatan bulan ini dengan Dana Moneter Internasional untuk program pinjaman senilai 7 miliar dolar AS.

Kesepakatan tersebut mencakup langkah-langkah ketat seperti pajak yang lebih tinggi atas pendapatan pertanian dan harga listrik.

Baca juga: Jelang Rilis Inflasi, S&P 500 dan Nasdaq Menguat

Prospek ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Pakistan kelas menengah dan miskin yang menghadapi ancaman inflasi lebih lanjut dan pajak yang lebih tinggi.

Inflasi telah melambat dalam beberapa bulan terakhir setelah mencapai lebih dari 30 persen pada 2023. Indeks harga konsumen (IHK) Pakistan naik 12,6 persen pada bulan Juni 2024.

Namun tekanan terus berlanjut dan satu partai Islam telah menggelar protes dalam beberapa hari terakhir dan mengancam akan melakukan aksi duduk di kota-kota besar jika pemerintah tidak mengatasi kenaikan harga.

Baca juga: BI Ungkap Perbedaan AS dan RI dalam Mengatasi Inflasi dan Tren Suku Bunga Tinggi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat