3 Rangkaian Kereta Otonom Ternyata Pinjaman dari China, Hanya untuk Uji Coba di IKN

JAKARTA, - Tiga rangkaian kereta otonom (Autonomous Rail Transit/ART) rupanya masih dipinjamkan oleh China untuk diujicoba di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selama uji coba pada Agustus-Desember 2024, Indonesia mendapatkan free trial dari China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) selaku produsen ART.
Lantas bagaimana nasib rangkaian kereta tanpa awak ini setelah uji coba selesai?
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, nantinya rangkaian kereta otonom tetap beroperasi di IKN. Namun pengoperasiannya menggunakan skema pembelian layanan (buy the service/BTS).
Adapun skema BTS adalah mekanisme pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membeli layanan angkutan massal ke operator (menyubsidi 100 persen biaya operasional kendaraan) dengan mekanisme lelang berdasarkan standar pelayanan minimum yang ditetapkan.
"Harapannya dia tetap eksis di situ (IKN) karena kita memberikan ruang fiskal untuk 2025 dimana nanti layanan daripada ART kita pakai skema BTS," ujarnya saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Oleh karenanya, Menhub mengajak swasta untuk masuk ke proyek ART di IKN sehingga nantinya ketiga rangkaian kereta otonom yang dipinjamkan CRRC dapat dimiliki Indonesia.
"Jadi bukan pabrikan tetapi nanti ada swasta lagi tentunya dari Indonesia yang bekerjasama dengan CRRC ataupun membeli barang (ART) itu sehingga mereka bisa memberikan layanan buy the service pada pemerintah," ungkapnya.
Baca juga: Kereta Otonom Bakal Jadi Feeder, PUPR Targetkan 4 Halte Rampung 12 Agustus 2024
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengungkapkan tidak mengetahui nilai impor tiga rangkaian kereta otonom yang akan diujicoba di IKN.
Sebab, biaya impor kereta otonom ini tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena ditanggung oleh operator ART.
"Yang impor operator, untuk tahap awal show case dan PoC satu trainset," ujar Risal saat dihubungi , Selasa (18/6/2024).
"Kan enggak pakai APBN, jadi belum tahu nilai impornya," imbuhnya.
Terkini Lainnya
- Simak Jadwal Terbaru Commuterline Merak-Rangkas Bitung PP
- Pengecer Boleh Kembali Jualan Elpiji 3 Kg, Istana: Agar Masyarakat Tak Kesulitan
- Viral di Medsos, Fasilitas Air Siap Minum di Stasiun MRT Jakarta Jadi Tempat Sampah, Ahli: Edukasi dan Peringatan Masih Kurang
- Bahlil: Harga Elpiji 3 Kg Harusnya Maksimal Rp 19.000, kalau Rp 26.000 Berarti Ada yang Keliru
- Subsidi LPG 3 Kg: Berapa Biaya yang Ditanggung Pemerintah untuk Setiap Tabung?
- OJK Rilis Aturan Baru Soal Rahasia Bank, Apa Isinya?
- Asuransi Komersil Siap Lengkapi Perlindungan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan
- Anggaran Dipangkas, Kemenhub Pastikan Subsidi Transportasi Publik Tetap Aman
- Inflasi Januari 2025 0,76 Persen, Terendah dalam 25 tahun Terakhir
- Profil Bahlil Lahadalia
- UU BUMN Disahkan, Erick Thohir: Danantara Resmi Didirikan
- Instruksi Prabowo: Warung Bisa Jual Elpiji 3 Kg Lagi Sambil Diproses Jadi Subpangkalan
- Inflasi Melandai, BI: Harga Konsumen Januari 2025 Catat Deflasi 0,76 Persen
- Pro dan Kontra Kebijakan Penjualan Elpiji 3 Kg
- Ada Warga Meninggal Usai Antre Elpiji 3 Kg, Bahlil: Pemerintah Memohon Maaf...
- Berapa Harga Elpiji 3 Kg Sekarang? Simak Perbedaan Harga di Pangkalan dan Pengecer
- Beasiswa Kemenkeu Dibatalkan, padahal Pendaftaran Baru Dibuka 21 Hari
- Pemerintah dan DPR RI Sahkan RUU BUMN Jadi UU
- Indonesia Alami Deflasi 3 Bulan Berturut-turut, Juli Angkanya 0,18 Persen
- Kembali Hadir, FUN ASIA EXPO 2024 Tampilkan Produk dan Teknologi Terbaru Industri Taman Hiburan
- Shell, BP, Vivo Kompak Naikkan Harga, Pertamina Tetap Tahan Harga
- Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Agustus 2024, Cek Rinciannya!
- Demi Mencapai Target Produksi Minyak 1 Juta Barrel, SKK Migas Perkuat Pelaksanaan Tata Kelola Industri