Ada Kekhawatiran Resesi, Wall Street Berakhir Melemah

NEW YORK, - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan hari Kamis (1/8/2024) waktu setempat. Penurunan indeks disebabkan oleh kekhawatiran akan resesi.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 494,82 poin, atau 1,21 persen dan berakhir pada level 40.347,97. Pada posisi terendah sesi, indeks 30 saham tersebut kehilangan 744,22 poin, atau sekitar 1,8 persen.
S&P 500 juga melemah 1,37 persen dan berakhir pada level 5.446,68, sementara Nasdaq Komposit merosot 2,3 persen ke level 17.194,15. Adapun indeks saham berkapitalisasi kecil, atau Indeks Russell 2000 turun 3 persen.
Baca juga: The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, BI Sebut Sesuai Ekspektasi
Beberapa data baru memicu kekhawatiran atas kemungkinan resesi dan anggapan bahwa Federal Reserve mungkin sudah terlambat untuk mulai memangkas suku bunga.
Klaim pengangguran awal meningkat paling tinggi sejak Agustus 2023. Indeks manufaktur ISM, barometer aktivitas pabrik di AS, mencapai 46,8 persen, atau lebih buruk dari yang diharapkan dan merupakan sinyal kontraksi ekonomi.
Setelah rilis ini, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Februari.
Rilis data yang lemah ini terjadi sehari setelah pembuat kebijakan bank sentral memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam dua dekade, ketika Gubernur The Fed Jerome Powell memberi investor harapan dengan mengisyaratkan pemotongan suku bunga September akan segera dilakukan.
“Data yang kami peroleh sejak pertemuan The Fed secara tiba-tiba memberi sinyal bahwa investor khawatir bahwa mungkin ini bukan soft landing,” kata direktur pelaksana wawasan pasar global di R.J. O’Brien and Associates Tom Fitzpatrick, dikutip dari CNBC.
“Pasar obligasi menunjukkan bahwa kebijakan The Fed tertinggal … Fed lebih siap untuk membuat kesalahan lain karena takut membuat kesalahan serupa,” tambahnya.
Baca juga: Inflasi Dekati Target 2 Persen, The Fed Putuskan Tahan Suku Bunga
Kepala ekonom di FWDBONDS Chris Rupkey mengatakan, data hari Kamis mengisyaratkan penurunan ekonomi di tengah volatilitas.
"Pasar saham tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis karena meskipun tiga kali pemotongan suku bunga The Fed mungkin akan terjadi tahun ini dan imbal hasil obligasi 10 tahun turun di bawah 4 persen, angin resesi sedang datang dengan kencang," kata Rupkey.
Saham yang paling tertekan jika terjadi resesi termasuk di antara saham yang merugi selama sesi Kamis, termasuk JPMorgan Chase, yang turun 2,3 persen, dan Boeing yang turun lebih dari 6 persen.
Di tengah aksi jual, beberapa nama berhasil mengakhiri sesi dengan catatan positif. Meta Platforms menguat 4,8 persen karena hasil kuartal kedua yang lebih kuat dari perkiraan dan arahan yang optimis.
Bahkan saham Big Tech seperti Nvidia merasakan dampaknya dengan pemimpin chip kecerdasan buatan itu turun 6,7 persen karena investor mengambil sebagian aset mereka menjelang waktu yang mungkin lebih bergejolak bagi pasar saat pemilihan umum November mendekat.
Terkini Lainnya
- 5 Dukungan OJK dalam Program 3 Juta Rumah, Termasuk Perluas Akses KPR
- Lowongan kerja BUMN Surveyor Indonesia untuk Lulusan D3, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK: Dua Bank Syariah Baru akan Hadir Tahun Ini, Selevel BSI
- Profil Tri Winarno, Dirjen Minerba yang Jadi Plh Dirjen Migas
- Prospek Saham Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) di 2025
- KKP Janji Awasi Pembongkaran Pagar Laut Bekasi sampai Tuntas
- Studi KPBB: Mayoritas Truk Pengangkut Galon Guna Ulang Melanggar Batas Muatan
- 25 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2025, Ada Garuda Indonesia
- Kembali Dipanggil KKP untuk Diperiksa Hari ini, Kades Kohod "Mangkir"
- Mentan Minta Calon Dubes RI Dorong Ekspor dan Investasi Pertanian
- Menteri UMKM Siapkan 3 Skema agar Makan Bergizi Gratis Terus Berlanjut
- Tiket Kereta Lebaran 2025 Bisa Dipesan Mulai Pukul 00.00 WIB, Catat Jadwal Pemesanannya
- "Bahu-membahu" BPJS Kesehatan dan Asuransi Komersil Diharapkan Tekan Klaim Asuransi
- OJK Prediksi Kredit Perbankan Tumbuh 9 hingga 11 Persen Tahun Ini
- Tri Winarno Ditunjuk Bahlil Jadi Plh Dirjen Migas Kementerian ESDM
- Wamen ESDM: Dirjen Migas Achmad Muchtasyar Dicopot Kemarin Sore
- MenKop Teten: "Brand" Lokal UMKM Semakin Berdaya Saing Tinggi di Tengah Gempuran Produk Impor
- Tantangan BI Pasca-Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral Jepang
- Status VVIP Bandara IKN Bakal Dicabut, Menhub: Kita akan Kaji Perpres
- Genjot Transaksi Nasabah, Bank Sinarmas Gelar Program Undian
- Perluas Akses Internet di Kawasan 3T, Mitratel Gandeng AALTO