pattonfanatic.com

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Awal Sesi

Ilustrasi bursa saham.
Lihat Foto


JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (2/8/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.07 WIB, IHSG bergerak pada level 7.310,03 atau turun 15,9 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.325,98.

Sebanyak 154 saham melaju di zona hijau dan 197 saham di zona merah. Sedangkan 206 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 827,7 miliar dengan volume 1,76 miliar saham.

Baca juga: IHSG Berpotensi Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Direktur of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan hari ini IHSG berpotensi melemah terbatas. Dia bilang, investor menganggap bahwa kebijakan penurunan suku bung The Fed terlambat, sehingga berpotensi menimbulkan resesi.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.300 – 7.360. Bagi kami, tidak perlu khawatir The Fed terlambat memangkas tingkat suku bunga karena kami percaya bahwa The Fed memiliki ukuran tersendiri untuk melihat waktu yang tepat untuk memangkas tingkat suku bunga,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia merah, dengan penurunan Nikkei 4,4 persen (1.688,19 poin) ke level 36.438,1, Hang Seng Hong Kong melemah 1,7 persen (306,7 poin) ke posisi 16.998,21, Strait Times turun 0,7 persen (26,2 poin) ke level 3.393,55, dan Shanghai Komposit terkoreksi 0,28 persen (8,2 poin) ke posisi 2.924,17.

Baca juga: IHSG Ditutup Melesat 70 Poin, Rupiah Menguat

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.04 WIB rupiah berada pada level Rp 16.276 per dollar AS atau turun 40 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.236 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat indeks dollar AS menguat lagi ke level 104.40. Ini disebabkan oleh sentimen pasar terhadap aset berisiko yang negatif. Indeks saham AS ditutup melemah semalam dan pagi ini indeks saham Asia bergerak menurun.

“Pelaku pasar kelihatannya mengantisipasi potensi pelambatan ekonomi global ke depan karena melihat data AS semalam seperti data klaim tunjangan pengangguran yang meningkat, data PMI manufaktur yang masuk ke fase kontraksi,” kata Ariston kepada .

Selain itu sikap Bank Sentral Jepang yang akan menaikan suku bunga juga bisa melambatkan ekonomi Jepang. Di Eropa data PMI manufaktur Jerman juga masih dalam fase kontraksi. Sementara konflik tensi tinggi di Timur Tengah juga menambah kekhawatiran pasar.

“Potensi pelemahan rupiah kembali ke area Rp 16.300 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 16.200 per dollar AS hari ini,” kata Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat