pattonfanatic.com

OJK: Indeks Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan di Perkotaan Lebih Tinggi daripada di Perdesaan

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyebutkan, dari jumlah itu, total aplikasi pinjol yang kini telah diblokir mencapai 8.271 aplikasi.
Lihat Foto

JAKARTA, - Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis hasil Survei Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyebutkan, hasil SNLIK tahun 2024 berdasarkan klasifikasi desa tercatat bahwa indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan di perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan

Indeks literasi keuangan komposit perkotaan sebesar 69,71 persen dan perdesaan sekitar 59,25 persen.

“Begitu juga dengan indeks literasi keuangan syariah perkotaan yang lebih tinggi dari indeks literasi keuangan syariah perdesaan yang masing-masing-masing mencapai 45,27 persen persen dan 30,25 persen,” ujarnya dalam Rilis Hasil SNLIK Tahun 2024 yang disiarkan secara virtual, Jumat (2/8/2024).

Baca juga: OJK: Inklusi dan Literasi Keuangan Ibu-ibu Lebih Tinggi dari Bapak-bapak

Kemudian, untuk Indeks inklusi keuangan komposit di perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan, yaitu sebesar 78,41 pesen dan 70,13 persen. Begitu juga dengan indeks literasi keuangan syariah di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan yang masing-masingnya mencapai 14,73 persen dan 10,20 persen.

“Dengan begitu, secara umum indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan di perkotaan lebih tinggi daripada di perdesaan . Hal ini menunjukkan akses keuangan di perkotaan cenderung lebih baik dibandingkan di perdesaan,” jelas Friderica.

Baca juga: Judi Online Marak, Literasi Keuangan Makin Perlu Digenjot

Lebih lanjut, Friderica mengungkapkan, faktor yang memengaruhi tingginya akses terhadap produk jasa keuangan yakni tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di perkotaan yang lebih tinggi daripada di perdesaan. Di mana, menurut dia, semakin tinggi pendidikan masyarakat maka semakin tinggi pula literasi keuangannya.

“Lalu ada juga faktor ketersediaan infrastruktur yang dimana lebih banyak dan mudah diakses di perkotaan daripada pedesaan,” katanya.

Untuk diketahui, Survei Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 merupakan kegiatan kerja sama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Tujuannya untuk mengetahui tingkat literasi dan inklusi keuangan Indonesia dan menjadi sebagai evaluasi terhadap efektivitas program literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat