pattonfanatic.com

Penerapan B40 Diperkirakan Hemat Devisa Rp 144 Triliun

Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Energi dan Sumber Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan penerapan biodiesel 40 persen atau B40 dilakukan pada 2025. Adapun B40 merupakan bahan bakar hasil campuran minyak kelapa sawit (CPO) 40 persen dan solar 60 persen.

Arifin mengatakan berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan biodiesel telah sepakat untuk meningkatkan campuran minyak mentah sawit ke solar.

"Kita sudah mulai masuk ke biodiesel B35, Insyaallah tahun depan B40 sudah bisa jalan. Sudah ada kesepakatan," ujarnya di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Baca juga: Diluncurkan 2025, Penerapan B40 Bakal Hemat Devisa Rp 144 Triliun

Pemerintah memang sedang melakukan uji coba penggunaan B40 pada berbagai moda transpsortasi.

Pada 22 Juli 2024, Kementerian ESDM mulai melakukan uji coba perdana penggunaan B40 pada kereta api dengan menggunakan Kereta Api Bogowonto relasi Yogyakarta-Pasar Senen.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, uji kinerja terbatas dilakukan untuk menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam. 

Baca juga: Dukung Uji Penggunaan B40, KAI Bangun Fasilitas Pencampuran dan Pengisian Bahan Bakar di 5 Lokasi

Dengan waktu perkiraan satu kali pulang-pergi (PP) KA Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen 22 jam, maka diperkirakan akan membutuhkan 50 kali PP, atau sekitar dua bulanan, untuk mencapai hasil tersebut.

"Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini, sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025," ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/7/2024).

Kementerian ESDM memperkirakan penerapan B40 di tahun depan bakal meningkatkan penghematan devisa kaena menekan impor minyak mentah.

Baca juga: Menteri ESDM Sebut B40 Mulai Diterapkan Awal 2025

Jika penerapan B35 pada sektor otomotif dan non-otomotif yang saat ini berjalan telah menghemat devisa hingga Rp 122 triliun, maka penerapan B40 diperkirakan bisa menghemat hingga Rp 144 triliun.

Selain menghemat devisa, penerapan B40 juga dapat mendorong penurunan karbon dioksida (C02). Targetnya, penurunan CO2 bisa mencapai 42,5 juta ton dari estimasi pemakaian 16 juta kiloliter (KL) B40 pada 2025.

"Ini lebih besar dari pemakaian B35 yang mencapai 12,23 juta KL pada tahun 2023 dan diperkirakan mencapai 13 juta KL hingga akhir tahun 2024," ucap Eniya.

Baca juga: Ditargetkan Rampung Akhir Tahun, Sampai Mana Uji Jalan B40?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat