pattonfanatic.com

PLN IP Pakai Serbuk Gergaji Jadi Bahan Bakar PLTU Singkawang

Manajer PLN IP UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo (kanan) tengah memastikan kualitas biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang yang kini telah menjalankan program co-firing sebesar 10 persen dari total energi primer yang digunakan.
Lihat Foto

JAKARTA, - PLN Indonesia Power (PLN IP) mendorong penggunaan limbah bahan organik sebagai campuran bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) guna menekan penggunaan batu bara.

Kali ini, PLN IP memanfaatkan limbah serbuk gergaji atau sawdust menjadi bahan bakar pada PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.

Limbah serbuk gergaji tersebut diolah menjadi biomassa untuk bahan baku co-firing. Co-firing merupakan pembakaran dua jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan.

Baca juga: PLN Hadirkan Reog Ponorogo pada Pra Olimpiade Paris 2024

Jika umumnya pengoperasian PLTU hanya mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar, maka dengan co-firing ada penambahan biomassa sehingga mengurangi penggunaan batu bara dan menekan emisi.

"Penggunaan biomassa pada PLTU Bengkayang akan menurunkan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan," ujar Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya dikutip Sabtu (3/8/2024).

Ia menjelaskan, uji bakar co-firing biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang menggunakan 250 ton atau 10 persen dari total pemakaian batu bara pada PLTU Bengkayang per harinya.

Baca juga: Cara Ajukan Pasang Baru dan Tambah Daya Listrik di Aplikasi PLN Mobile

Edwin bilang, penggunaan biomassa sawdust untuk menggantikan peran batu bara, sekaligus sebagai upaya transisi energi untuk mendukung tercapainya target nol emisi (net zero emision/NZE) di 2060.

"Ini merupakan salah satu komitmen PLN dalam mendukung konversi energi baru terbarukan," kata dia.

Manajer PLN IP UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo menambahkan, target produksi listrik yang bersumber dari biomassa pada PLTU Bengkayang sebesar 5.000 MW. Artinya, sekitar 4 persen dari total keseluruhan produksi listrik yang dihasilkan PLTU tersebut dalam waktu satu tahun.

Baca juga: Australia Lirik Inovasi SPBU Hidrogen Milik PLN Indonesia Power

"Setelah uji bakar cofiring sawdust ini ke depannya tentu kami akan lakukan secara berkelanjutan menggunakan biomassa sawdust dan alternatif lainnya," ujar Slamet.

Dalam prosesnya, pemanfaatan biomassa sawdust sebagai energi primer PLTU Bengkayang ini melibatkan masyarakat, salah satunya melalui kelompok Sawmill.

Ketua Sawmill Muhsinin mengatakan, jika sebelumnya limbah sawdust memenuhi area kerja sehingga menjadi terbatas dan kotor, namun dengan adanya program co-firing tersebut meningkatkan produktifitas Sawmill.

Baca juga: Andi Arief Jadi Komisaris PLN, Stafsus Erick Thohir: Sudah Pengalaman

Sebab limbah sawdust tersebut menjadi bernilai ekonomi sehingga penghasilan meningkat serta dapat menyerap tenaga kerja baru.

Pekerja yang dilibatkan pun sebelumnya merupakan pengangguran, sehingga dengan adanya program co-firing PLTU Bengkayang memberikan penghasilan baru.

"Penghasilan per orang Rp 100.000 per truk dengan asumsi 1 hari 1 truk, maka 1 bulan mendapat penghasilan Rp 3 juta, yang mana ini lebih besar dari UMK di Mempawah sebesar Rp 2,7 juta. Penghasilan ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk sekolah anak," jelas Muhsinin.

Baca juga: Profil Andi Arief, Politikus Demokrat yang Jadi Komisaris PLN

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat