Tak Perlu Paspor, Singapura Uji Coba Pemeriksaan Biometrik

SINGAPURA, - Mulai hari Senin ini, beberapa penumpang yang tiba di Bandara Changi Singapura tidak perlu menunjukkan paspor ketika melewati imigrasi.
Hal ini merupakan langkah uji coba yang dilakukan pemerintah Singapura.
Dilansir dari CNBC Senin (5/8/2024), Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan Singapura mengatakan, penduduk Singapura dapat masuk ke nagara tersebut dengan menggunakan pemrosesan biometrik mata dan wajah, bukan paspor.
Adapun, yang termasuk penduduk Singapura dalam program ini adalah warga negara, penduduk tetap, dan pemegan izin tinggal janga panjang.
Baca juga: Cara Bayar Paspor via Livin by Mandiri dan ATM
Otoritas Singapura menuturkan, program ini akan diluncurkan ke semua terminal di Bandara Changi pada September 2024.
Setelah itu, program ini akan dilanjutkan di Bandara Seletar Singapura dan Marina Bay Cruise Centre pada Desember 2024.
Dengan program imigrasi tanpa paspor baru, penduduk Singapura tidak perlu menunjukkan paspor saat tiba dan berangkat di pos pemeriksaan udara dan laut.
Tak hanya itu, warga negara asing juga memenuhi syarat untuk mengikuti program ini, tetapi hanya saat meninggalkan Singapura.
Baca juga: Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi
Untuk ikut program ini, wisatawan asing juga harus mendaftarkan biometrik iris, wajah, dan sidik jari mereka di konter imigrasi manual.
Namun, anak-anak di bawah usia enam tahun tidak dapat menggunakan izin biometrik, atau jalur otomatis sama sekali, untuk melewati imigrasi.
Izin imigrasi tanpa paspor merupakan bagian dari konsep izin baru Singapura. Konsep tersebut, oleh pihak berwenang disebut sebagai perubahan paradigma dalam pemeriksaan perbatasan.
Pada awal 2026, pejabat imigrasi Singapura memperkirakan 95 persen wisatawan akan dapat melewati jalur imigrasi otomatis. Sisanya, atau sebanyak 5 persen adalah mereka yang tidak memenuhi syarat, seperti anak kecil.
Sedikit catatan, hal itu merupakan bagian dari upaya Singapura untuk memperkuat keamanan perbatasannya sekaligus meningkatkan pengalaman para wisatawan.
Menurut pejabat imigrasi Singapura, pemrosesan biometrik diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu imigrasi hingga 40 persen.
Terkini Lainnya
- Menteri Rosan Bantu Carikan Investor untuk IKN Sampai ke Singapura
- Ombudsman Bongkar Masalah Distribusi Elpiji 3 Kg: Stok Tak Merata, Masyarakat Sulit Akses
- [POPULER MONEY] Jadwal dan Cara Cek PenerimaBansos BPNT 2025 | DPR dan Ditjen Pajak Sepakati Gunakan 2 Sistem Perpajakan
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- Muslim LifeFair Bakal Digelar di Revo Mall Bekasi, Tawarkan Diskon hingga 70 Persen
- Dana IPO Bukalapak Parkir di Instrumen Investasi, Benarkah Akan Berubah Haluan?
- PLN Pastikan Sisa Token Listrik Diskon 50 Persen Tidak Hangus Meski Periode Promo Berakhir
- Bahlil Pertimbangkan Aturan Wajibkan Eksportir Batu Bara Gunakan HBA
- Pertamina Produksi 14,5 Juta Barrel BBM Rendah Sulfur untuk Kapal
- Mengapa Orang Kaya Rela Bayar Mahal untuk Terbang dengan Jet Pribadi?
- Tol Terpeka, Tol Terpanjang di Indonesia yang Mendukung Konektivitas Sumatera
- Isu Pengurangan Karyawan Imbas Efisiensi Anggaran, Ini Penjelasan RRI
- KAI Daop 1 Tutup Perlintasan Liar di Lintas Batuceper-Tanah Tinggi
- "Upgrade" Sistem Selesai, BSI Sebut Layanan Aplikasi BYOND Telah Normal
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- OJK: Sektor Keuangan Indonesia Terjaga Stabil
- Ternyata, Ini 5 Penyebab Anda Tak Kunjung Dapat Promosi Jabatan
- Ekonom: Bank Sentral AS Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan dalam Waktu Dekat
- Ekspansi, IDEA Gandeng Ra Suite Hotel
- Aqua Perkenalkan Galon Guna Ulang Berbahan PET di Jakarta dan Jabar