Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh 4,9 Persen, Menko Airlangga: Angka yang Tinggi...
AKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang stagnan pada kuartal II-2024.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II-2024.
Angka pertumbuhan itu sedikit lebih tinggi dibanding kuartal I-2024, yakni sebesar 4,91 persen secara yoy, dan tumbuh lambat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh 5,22 persen secara yoy pada kuartal II-2023.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Sri Mulyani Sebut Masih Cukup Baik
Meskipun tumbuh staganan dari kuartal I-2024 dan melambat jika dibandingkan kuartal II-2023, Airlangga menilai, angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,93 persen pada kuartal II-2024 merupakan angka yang positif.
"itu sebetulnya ada kenaikan, tapi pertumbuhan konsumsi itu 4,9 persen angka yang tinggi," kata Airlangga, dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Airlangga menyadari, laju konsumsi rumah tangga lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 5,05 persen secara tahunan pada kuartal II-2024.
Ia menjelaskan, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tidak sepesat kuartal II tahun lalu disebabkan oleh adanya perlambatan sub kelompok konsumsi rumah tangga.
Selain itu, terdapat juga pergeseran momen Ramadhan, di mana pada tahun lalu sebagian besar momen tersebut berada pada kuartal II-2023, sementara pada tahun ini sebagian besar berada pada kuartal I-2024.
"Kalau dibanding negara kita dengan negara lain seffara realtif angka (konsumsi rumah tangga) itu tinggi," katanya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan, sub kelompok dari konsumsi rumah tangga sebenarnya masih mengalami pertumbuhan positif.
Hal ini seiring dengan adanya momentum hari libur keagamaan dan momen libur sekolah.
Namun demikian, terdapat sejumlah sub kelompok konsumsi rumah tangga yang laju pertumbuhannya tidak sepesat tahun lalu.
Sejumlah sub kelompok yang laju pertumbuhannya tidak lebih pesat ialah pakaian dan transportasi.
"Jadi untuk sub kelompok atau komoditas pakaian dan transportasi mengalami pertumbuhan yang meskipun positif tapi tidak setinggi pertumbuhan tahun lalu," tutur Edy, dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin.
Lebih lanjut Edy menjelaskan, perlambatan pertumbuhan sub kelompok pakaian tercermin dari indeks perdagangan eceran riil yang melambat.
Sementara perlambatan pertumbuhan sub kelompok transportasi tercermin dari perlambatan penjualan whole sale sepeda motor.
Kemudian, perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara tahunan, juga disebabkan perubahan pola konsumsi.
Edy bilang, pada kuartal II tahun lalu terdapat momentum Ramadhan. Sementara pada tahun ini, momentum Ramadhan lebih banyak dirasakan di kuartal I.
"Sehingga konsumsi untuk persiapan Idul Fitri sudah dilakukan di triwulan I (2024) terutama untuk makanan minuman, barangkali pakaian juga sebagian juga sudah diilakukan," ucap Edy.
Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Masih Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia
Terkini Lainnya
- Malaysia dan Kamboja Kompak Larang Ekspor Pasir Laut ke Singapura
- Soal Ekspor Pasir Laut, Kemendag: Yang Diekspor Sedimen...
- Membandingkan Sepak Terjang Bisnis Anindya Bakrie Vs Arsjad Rasjid
- Dualisme Kepemimpinan Kadin Berpotensi Bikin Investasi Melambat
- Mendorong Penerapan Ekonomi Sirkular pada Industri PVC
- "Titipan" Menhub Budi Karya untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Alasan BI Tak Tunggu The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan
- Ini Proyek Reklamasi Raksasa Singapura yang Bergantung Pasir Impor
- Masa Depan Grasberg, Tambang Freeport di Papua
- Luhut Dorong Bali International Airshow 2024 Tarik Investor Transportasi Udara
- Pertama Kali sejak Januari 2021, BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
- UNTR Bidik Targetkan Penjualan Emas Tembus 235.000 Ounce
- InJourney Lakukan Penataan Ulang Kawasan Candi Borobudur
- Apa Itu Obligasi: Pengertian, Jenis, Keuntungan, dan Risikonya
- Langgar Ketentuan Solvabilitas, Jiwasraya Kena Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha OJK
- Bandung Diguncang 8 Kali Gempa, KCIC Periksa Seluruh Jalur Whoosh
- Tupperware Ajukan Bangkrut, Imbas Permintaan Turun dan Rugi Membengkak
- IFG Life Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 3,3 Triliun sampai Semester I 2024
- IHSG Merah, Saham-saham Prajogo Pangestu "Berguguran"
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalah dari Malaysia dan Vietnam
- OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh Double Digit Sebesar 12,36 Persen Yoy
- OJK Blokir 6.000 Rekening yang Terkait dengan Judi "Online"