pattonfanatic.com

IHSG Turun Lebih dari 3 Persen, Menko Airlangga: Tidak Perlu Khawatir..

IluIlustrasi saham, pergerakan saham.
Lihat Foto

JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi lebih dari 3 persen pada perdagangan Senin (5/8/2024) hari ini. Amblesnya bursa saham nasional mengekor pergerakan bursa saham global yang khawatir terhadap risiko resesi negara dengan perekonomian terbesar, Amerika Serikat (AS).

Menanggapi turunnya IHSG lebih dari 3 persen pada hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tidak ambil pusing. Ia mengatakan, fluktuasi pasar saham biasa terjadi secara harian.

"IHSG nanti kita lihat saja, dailynya fluktuasi, jadi kita tidak perlu khawatir," kata dia, dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin.

Baca juga: IHSG Merah, Saham-saham Prajogo Pangestu Berguguran

Terkait dengan risiko resesi Negeri Paman Sam yang menjadi kekhawatiran pelaku pasar saham, Airlangga bilang, pemerintah akan terus memantau. Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), diharapkan dapat segera menurunkan tingkat suku bunga acuannya.

"Walaupun belum ada yang bisa memastikan karena kalau kita lihat tingkat suku bunga dan inflasi gap-nya agak tinggi, tapi kita tahu, kita harus juga jaga supaya tidak terjadi capital flight," tutur Airlangga.

Sebagai informasi, IHSG ditutup pada level 7.059,65 atau turun 248,4 poin (3,4 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di level 7.308,12 pada perdagangan Senin hari ini. Mengutip RTI, sebanyak 62 saham melaju di zona hijau dan 592 saham di zona merah. Sedangkan 134 saham lainnya stagnan.

Koreksi IHSG mengekor pergerakan bursa Asia yang kompak "merah". Tercatat Strait Times 4,25 persen (114,46 poin) ke level 3.236,97, Hang Seng Hong Kong melemah 1,46 persen (247,15 poin) ke posisi 16.698,35, Shanghai Komposit turun 1,54 persen (44,64 poin) ke posisi 2.860,69, dan Nikkei terkoreksi 12,4 persen (4.451,29 poin) ke posisi 31.458,4.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi bilang, koreksi IHSG selaras dengan serangkaian pembacaan ekonomi AS yang dinilai mengecewakan, terutama pada aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja, sehingga mendorong kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar di dunia itu melambat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Prospek ekonomi yang lebih lemah juga membuat para pedagang memperkirakan potensi pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Federal Reserve, yang baru-baru ini mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan September mungkin terjadi," ucap dia, dalam keterangannya.

Baca juga: IHSG Tumbuh 0,27 Persen Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 12.410 Triliun

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat