Laba Bersih Raksasa Minyak Saudi Aramco Merosot 3 Persen, Imbas Penurunan Produksi
NEW YORK, - Raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, melaporkan laba bersih 29,1 miliar dollar AS pada kuartal II 2024 atau setara sekitar Rp 471,1 triliun (kurs Rp 16.190 per dollar AS). Capaian tersebut merosot 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Merosotnya laba bersih Aramco disebabkan rendahnya volume produksi minyak mentah.
Dikutip dari CNBC, Selasa (6/8/2024), Aramco mengumumkan dividen dasar sebesar 20,3 miliar dollar AS pada kuartal II 2024. Sementara itu, dividen terkait kinerja mencapai 10,8 miliar dollar AS yang akan dibagikan pada kuartal III 2024.
Baca juga: Bidik Dana Rp 195 Triliun, Raksasa Minyak Aramco Mulai Penjualan Saham Lagi
Produksi minyak mentah Arab Saudi mencapai 8,99 juta barrel per hari (bph) pada kuartal II 2024 menurut laporan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan Juli 2024.
“Kami telah memberikan kinerja yang memimpin pasar sekali lagi, dengan pendapatan dan arus kas yang kuat pada paruh pertama tahun ini,” kata CEO Aramco Amin Nasser dalam pernyataan pers.
“Dengan memanfaatkan pendapatan yang kuat ini, kami terus memberikan dividen dasar yang berkelanjutan dan progresif, dan dividen terkait kinerja yang berbagi keuntungan dengan para pemegang saham kami," imbuh Nasser.
Banyak pihak memperkirakan pendapatan Aramco akan datar.
Baca juga: Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco
Analis di perusahaan pialang yang berkantor pusat di Riyadh, Al Rajhi Capital, menulis dalam laporan pada 22 Juli 2024 bahwa mereka mengantisipasi pendapatan Saudi Aramco pada kuartal II 2024 hampir stagnan dari tahun ke tahun, karena volume produksi yang lebih rendah hampir diimbangi oleh harga acuan minyak mentah Brent yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II 2023.
Terkini Lainnya
- Ekosistem Digital Makin Canggih, Bank Mandiri dan KAI Hadirkan Pembayaran Nontunai
- Kemendag Catat Mayoritas Harga Komoditas Produk Pertambangan Naik Per Oktober 2024
- LRT Buka Suara Soal Gangguan Perjalanan di Stasiun Dukuh Atas
- Cara Sampoerna Membangun Ekonomi Berkelanjutan lewat Program Pendampingan UMKM
- Harga Beras di Tingkat Eceran Maupun Grosir Naik Ketika Harga Gabah Turun
- DesktopIP dan Maju Maritim Indonesia Luncurkan MDI, Dorong Digitalisasi Maritim Nasional
- Bos OJK Sebut Sektor Keuangan Stabil di Tengah Tren Pelonggaran Kebijakan Moneter
- PMI Kembali Alami Kontraksi, Menperin Singgung Kebijakan Pemerintah yang Belum Pro Industri Dalam Negeri
- Masuk Tahap Akhir, OJK Tetap Minta Jiwasraya Tangani Nasabah Penolak Restrukturisasi
- Perusahaan Gas Samator Resmikan Pabrik di KIT Batang
- GoTo Impact Foundation Gelar “GIF Innovation Day” untuk Dorong Lahirnya Inovasi Lokal
- Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II
- Apa Itu Prinsip 50/30/20 dalam Mengatur Keuangan?
- Nutrilon Royal Flagship Store di Raja Susu, Hadirkan Pengalaman Belanja Interaktif untuk Nutrisi Anak
- Dana Pensiun Tak Bisa Diambil Sebelum 10 Tahun, OJK: Manfaat Dicairkan Bulanan
- Thomas Djiwandono: Saya Masuk Kementerian Keuangan untuk Belajar..
- Apa Itu QRIS: Cara Pakai, Kegunaan, dan Sistem Kerjanya
- Menkeu Disebut Belum Transparan Soal Isi 26.415 Kontainer, Bea Cukai: Kalau Enggak Jelas, Tanya Kami
- Garuda Siapkan 7 Penerbangan, Antisipasi Tingginya Penumpang ke IKN Jelang Upacara Kemerdekaan
- Banyak Masalah, Masih Akan Ada BPR Ambruk Tahun Ini