3 Cara Kerek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia untuk Pemerintahan Baru
JAKARTA, - PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ada pada besaran 5,5 persen memang berada di bawah asumsi yang diproyeksikan sebelumnya.
Padahal, pemerintah baru memancang target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Senior Economist DBS Bank Radhika Rao mengatakan, sekurang-kurangnya terdapat tiga inisiatif yang perlu dilakukan pemerintah untuk dapat mendorong kinerja ekonomi Indonesia untuk pemerintahan ke depan.
Baca juga: Bukan Jawa, Ini Wilayah dengan Pertumbuhan Ekonomi Paling Tinggi
"Saya pikir pemerintah harus mengupayakan fasilitas menufaktur. Di Indonesia, fasilitas manufaktur sangat bergantung pada komoditas yang dihasilkan. Tentu setiap negara punya strategi berbeda," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Rao menambahkan, strategi kedua yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan investasi untuk pengembangan sumber daya manusia.
"Hal ini memang berjalan lambat, tapi sangat penting. Investasi untuk sumber daya manusia ini tidak hanya berarti pekerjaan, tetapi juga buat pekerjaan lebih produktif," imbuh dia.
Lebih lanjut, Rao menuturkan, kebijakan ini penting untuk dimanfaatkan Indonesia yang memiliki populasi besar di usia yang produktif. Hal tersebut penting untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6 sampai 7 persen.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Bos OJK: Sektor Keuangan Tetap Kuat
Adapun, strategi ketiga untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan investasi.
Rao menuturkan, investasi negara-negara Asia pada umumnya dimulai dari pemerintahnya. Ketika pemerintah berinvestasi di sektor infrastuktur maupun manufaktur, maka akan menarik kepercayaan investasi swasta untuk turut masuk.
Terkini Lainnya
- Jelang Penambahan Jadwal Whoosh, KCIC Pastikan Kesiapan Operasional
- Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional, Pemerintah Optimalisasi Kebijakan DHE SDA
- Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia
- Pagar Laut di Tangerang Dibongkar Bertahap, Diperkirakan sampai 10 Hari
- Rombongan Kadin Bertolak ke India, Soroti 5 Sektor untuk Investasi
- Sudah Periksa Nelayan yang Mengaku Pasang Pagar Laut, KKP Belum Ungkap Hasilnya
- Starbucks Indonesia Klarifikasi Larangan Pakai Fasilitas Tanpa Beli dan PHK
- IHSG dan Rupiah Menanjak di Awal Sesi Perdagangan
- Naik Lagi Rp 15.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 22 Januari 2025
- Diskon Tiket Pesawat untuk Mudik Lebaran Tunggu Arahan Prabowo
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 22 Januari 2025 di Pegadaian
- Menteri KP Buru Pemasang Pagar Laut, bila Ketemu Bakal Didenda
- Bersih-bersih Developer Nakal untuk Lancarkan Program 3 Juta Rumah
- 9 Kapal dan 900 Aparat Gabungan Bersiap Bongkar Pagar Laut di Tangerang
- Trump Pertimbangkan Tarif 10 Persen untuk China, Berlaku 1 Februari 2025
- Pagar Laut di Tangerang Dibongkar Bertahap, Diperkirakan sampai 10 Hari
- 9 Kapal dan 900 Aparat Gabungan Bersiap Bongkar Pagar Laut di Tangerang
- Thomas Djiwandono: Saya Masuk Kementerian Keuangan untuk Belajar..
- Apa Itu QRIS: Cara Pakai, Kegunaan, dan Sistem Kerjanya
- Menkeu Disebut Belum Transparan Soal Isi 26.415 Kontainer, Bea Cukai: Kalau Enggak Jelas, Tanya Kami
- Garuda Siapkan 7 Penerbangan, Antisipasi Tingginya Penumpang ke IKN Jelang Upacara Kemerdekaan
- Banyak Masalah, Masih Akan Ada BPR Ambruk Tahun Ini