pattonfanatic.com

Konsumsi Rumah Tangga Lesu, Masyarakat Kelas Menengah Butuh Perhatian Pemerintah

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Lihat Foto

JAKARTA, - Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ke 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II-2024. Salah satu pemicu utamanya ialah konsumsi masyarakat yang lesu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 54,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4,93 persen pada periode April - Juni 2023.

Angka pertumbuhan itu sedikit lebih tinggi dibanding kuartal I-2024, yakni sebesar 4,91 persen secara tahunan, dan tumbuh lambat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh 5,22 persen secara tahunan pada kuartal II-2023.

Baca juga: Kelas Menengah Makin Terpuruk, Ekonom Sarankan Pemerintah Pangkas PPN Jadi 9 Persen

Ketua Apindo Shinta W Kamdani dalam Konferensi Pers terkait Tapera bersama Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) di kantor Apindo, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/5/2024)./Haryanti Puspa Sari Ketua Apindo Shinta W Kamdani dalam Konferensi Pers terkait Tapera bersama Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) di kantor Apindo, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/5/2024).

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga berpotensi kian melambat pada kuartal III-2024.

Pasalnya, pada periode Juli sampai September tidak terdapat momen yang bakal mendongkrak konsumsi, seperti Lebaran pada kuartal II-2024.

"Konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2024 akan lebih rendah daripada kuartal II bila tidak ada stimulus ekonomi produktif," kata dia, dalam keterangannya, Selasa (6/8/2024).

Oleh karenanya, Shinta menilai pemerintah perlu melakukan intervensi dengan memberikan stimulus kepada masyarakat. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok utamanya.

Baca juga: Pembelian BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus, Beban Baru Bagi Kelas Menengah

Kelas menengah perlu dapat perhatian

Menurut Shinta, stimulus konsumsi utamanya perlu menyasar masyarakat kelas menengah. Pasalnya, masyarakat kelas menengah tidak difaslitasi jaring pengaman sosial seperti masyarakat rentan dan miskin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat