pattonfanatic.com

PMI Manufaktur Juli Merosot, Menperin: Bisa Bangkit jika Didukung Kebijakan Pro Bisnis

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Sektor industri terus melambat. Hal ini terlihat pada Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 yang berada di poin 49,3 atau merosot jadi fase kontraksi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kondisi tersebut diwaspadai.

"Bapak Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet juga menyatakan bahwa kontraksi PMI manufaktur perlu diwaspadai karena beberapa negara di Asia juga mengalaminya dan komponen yang mengalami penurunan paling banyak adalah dari sisi output,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2024).

Agus mengatakan, dalam Sidang Kabinet yang diselenggarakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Presiden Jokowi menyebutkan bahwa beban impor bahan baku yang tinggi karena fluktuasi rupiah atau serangan produk-produk impor yang masuk ke dalam negara dapat berpengaruh pada melemahnya permintaan domestik.

"Beliau menekankan bahwa penggunaan bahan baku lokal dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri, serta harus bisa mencari pasar nontradisional dan mencari potensi pasar baru sebagai tujuan ekspor produk-produk Indonesia," ujarnya.

Baca juga: PMI Manufaktur Anjlok, Sri Mulyani: Korban Pertama Perekonomian Global...

Agus juga mengatakan, kondisi sama juga dialami pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juli 2024 yang turun menjadi 52,4 dari IKI Juni 2024 sebesar 52,5.

Ia mengatakan, perlambatan nilai IKI pada Juli lalu dipengaruhi oleh menurunnya nilai variabel pesanan baru dan masih terkontraksinya variabel produksi.

"Ini menunjukkan kepercayaan diri atau tingkat optimisme para pelaku industri yang menurun. Salah satunya karena tidak adanya kepastian hukum yang jelas," tuturnya.

Meski demikian, Menperin optimistis kinerja industri manufaktur di Tanah Air masih bisa bangkit kembali jika didukung dengan kebijakan-kebijakan yang probisnis.

Ia mengatakan, kebijakan tersebut antara lain ketersediaan bahan baku untuk produksi, keberlanjutan dan peluasan harga gas industri yang kompetitif, serta ketegasan terkait substitusi impor.

"Kebijakan itu bisa terlaksana dengan baik kalau koordinasi yang dijalankan juga sesuai aturan. Semua pihak juga konsisten dan transparan untuk benar-benar membela industri dalam negeri," kata dia.

Baca juga: Sidang Kabinet di IKN, Jokowi Minta Jajarannya Waspadai Amblesnya PMI Manufaktur

 


Agus mengatakan, industri pengolahan konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian nasional, yang tercermin pada capaian triwulan II tahun 2024 sebesar 18,52 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 18,26 persen. Atas kontribusinya, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan II, yaitu 0,79 persen.

"Untuk triwulan II-2024, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,63 persen (y-on-y), sedikit turun dari pertumbuhan pada triwulan I-2024 yang sebesar 4,64 persen," ujarnya.

Baca juga: PMI Manufaktur Ambles, Sri Mulyani: Kami Akan Lakukan Investigasi...

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat