Pemerintah Kaji PLTU Suralaya Pensiun Dini, Luhut: Buat Bantu Tekan Polusi Jakarta
JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan disuntik mati atau pensiun dini untuk mengurangi polusi udara, khususnya di kawasan Jakarta.
Ia menuturkan, indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di kisaran 120-200 alias masuk dalam kategori tidak sehat. Maka dari itu, pemerintah berupaya memperbaiki kualitas udara di kawasan Jakarta, termasuk dengan memensiunkan lebih awal PLTU.
"Jadi kita bahas kemarin, kita akan bawa ke rapat bahwa Suralaya, kita harus menutup yang satu ini. Suralaya itu kan sudah banyak polusinya dan sudah lebih 40 tahun. Jadi kita pengen exercise, kita pengen kaji (pensiun dini PLTU Suralaya)," kata Luhut dalam IOG SCM Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (13/8/2024).
Baca juga: ADB Bakal Biayai Percepatan Pensiun Dini PLTU di Indonesia
Dia pun membandingkan kualitas udara Jakarta dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang memiliki AQI berkisar 6. Maka dari itu, pemerintah berupaya memperbaiki kualitas udara di kawasan Jakarta menjadi ke kisaran di bawah 100.
"IKN itu jauh lebih baik. Kita di Jakarta ini, kalau bisa kalau kita tutup tadi Suralaya, kita berharap akan bisa turun mungkin di bawah 100 indeksnya," kata dia.
Seiring dengan pensiun dini PLTU, pemerintah juga akan terus mendorong penggunaan kendaraan listrik, baik motor, mobil, maupun bus. Kemudian memperketat pengawasan terhadap gas buang dari pabrik-pabrik di sekitar Jakarta, serta meluncurkan BBM rendah surlfur.
Luhut bilang, tingkat polusi yang tinggi berdampak terhadap besar pengeluaran di sektor kesehatan. Ia menuturkan, total Rp 38 triliun dana yang keluar untuk biaya berobat masyarakat Indonesia, termasuk yang terkena sakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Pemerintah itu mengeluarkan Rp 38 triliun untuk biaya berobat. Ada yang melalui BPJS, ada yang melalui pengeluaran sendiri untuk kesehatan, akibat udara yang indeks 170-200 iini, itu banyak yang sakit ISPA," kata dia.
Baca juga: Mengenal Coal Phase Down, Skema dalam Pensiun Dini PLTU
Terkini Lainnya
- Tarif Parkir Inap Terbaru Bandara Soekarno- Hatta dan Halim Perdanakusuma 2025
- Banyak Pabrik Tekstil Lokal Tutup, Impor dan Selundupan Dituding Jadi Biang Kerok
- LRT Jabodebek Komitmen Terapkan K3, Ini yang Dilakukan
- Cara Cek Saldo Rekening BRI via WhatsApp
- Direktur Bank OCBC NISP Joseph Chan Fook Onn Mengundurkan Diri
- VKTR Operasikan 20 Bus Listrik dengan TKDN 40 Persen untuk TransJakarta
- Adopsi Teknologi Blockchain UMKM
- Pertamina International Shipping Buka Peluang Bisnis Muatan "Green Cargo" Pada 2025
- Saham DGWG Naik 15,65 Persen pada Hari Pertama Melantai di Bursa
- BRI Raup Rp 1,6 Triliun dari Transaksi AgenBRILink Sepanjang 2024
- Pelindo Layani 1,9 Juta Penumpang dan 130.000 Kendaraan Selama Libur Nataru
- Saham OBAT Melonjak di Hari Pertama IPO, Raup Rp 59,5 Miliar
- Bakal Berlaku Semester II, Kenapa Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan?
- 3 Manfaat Asuransi Jiwa yang Jarang Diketahui Orang
- Mayoritas Harga Pangan Dilaporkan Turun, Cabai Rawit Merah Rp 72.690 per Kg
- Mulai Pulih, Bitcoin Dekati Rp 1 Miliar
- Waspada, Ancaman Modus Penipuan Kontak Palsu Catut Nama BRI
- Resmi, Ini Jadwal Lengkap Seleksi CPNS 2024
- OJK Rilis Aturan Anti "Fraud" untuk Lembaga Jasa Keuangan
- Pendaftaran CPNS 2024 Dibuka 20 Agustus di SSCASN