pattonfanatic.com

Menteri ESDM Ungkap Alasan Target Lifting Migas Turun pada 2025

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Pemerintah menurunkan target lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam Rancangan Anggaran dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, lifting minyak diperkirakan mencapai 600.000 barrel per hari dan gas mencapai 1,005 juta barrel setara minyak per hari.

Pekiraan itu lebih rendah dibandingkan APBN 2024 karena lifting minyak dipatok sebesar 625.000 barrel per hari dan gas sebesar 1,033 juta barrel setara minyak per hari.

"Lifting minyak diperkirakan mencapai 600.000 barrel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barrel setara minyak per hari," ujar dalam pidato penyampaian keterangan pemerintah atas rancangan Undang-Undang APBN 2025 di Kompleks Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Baca juga: BPH Migas Ungkap Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi dalam Mendukung Transisi Energi

Ditemui terpisah di Kompleks Senayan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan alasan turunnya target lifting migas pada 2025. Salah satunya, terkait menurunnya produksi di lapangan migas.

"Lapangannya kan memang drop-nya drastis," ungkapnya.

Kendati begitu, dia menyebut Kementerian ESDM sedang melakukan perbaikan di beberapa lapangan migas, seperti Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Pada lapangan migas yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (ECML) tersebut mengebor 7 sumur infil clasti di tahun ini. Di mana salah satu sumur, B-13 sudah mulai berproduksi minyak sebanyak 13.300 barrel per hari (bph).

"Sekarang kan sudah mulai kita coba recover nih, kemarin di Cepu ada tambahan. Mudah-mudahan akhir tahun bisa nguber," kata Arifin.

Baca juga: Investasi Migas Seret, Luhut Singgung Sri Mulyani

 

Dia pun berharap target produksi minyak 1 juta barrel per hari di 2030 bisa tetap tercapai seiring pengeboran sumur yang dikerjakan ExxonMobil.

Untuk menggenjot tercapainya target, lanjut Arifin, terdapat pula proyek Migas Non Konvensional (MNK) di Blok Rokan, Riau. Selain itu, pemerintah juga akan menggandeng China untuk kegiatan eksplorasi di Area Buton, Sulawesi.

"Jangka panjangnya kita adalah kita upayakan di Buton. Kita kerja sama China juga untuk angkat recovery factor," pungkas Arifin.  

Baca juga: Banyak Tukang Las Indonesia di Sektor Migas yang Dibajak Asing

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat