Inflasi AS Kian Melandai, Bagaimana Dampaknya ke Aset Kripto?
JAKARTA, - Pasar aset kripto masih bergerak fluktuatif cenderung selama beberapa hari terakhir, meskipun laju inflasi di Amerika Serikat (AS) kian melandai dan sejumlah data menunjukan perekonomian negeri adidaya itu masih "terjaga".
Melansir data CoinMarketCap, sampai dengan Senin (19/8/2024) sore hari, harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin, terkoreksi sekitar 2,86 persen dalam kurun waktu sepekan ke kisaran Rp 906 juta.
Selain itu, harga kripto dengan kapitalisasi pasar "jumbo" lain, Ethereum, melemah sekitar 5,73 persen dalam kurun waktu sepekan ke kisaran Rp 40,2 juta.
Baca juga: OJK Persiapkan Pajak Baru untuk Transaksi Kripto
Koreksi itu terjadi setelah laporan indeks harga konsumen (IHK) AS menunjukan, tingkat inflasi Juli 2024 melandai ke 2,9 persen, level terendah sejak Maret 2021.
Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, laju inflasi AS yang kian melambat memperkuat ekspektasi penurunan tingkat suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Namun pada saat bersamaan, penjualan ritel AS di bulan Juli meningkat sebesar 1 persen, yang merefleksikan kekuatan konsumsi domestik dan terjaganya ekonomi Negeri Paman Sam.
"Resiliensi ekonomi AS di tengah situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini, yang sekaligus membantah kekhawatiran terhadap potensi resesi yang sempat berkembang beberapa waktu yang lalu tersebut, membuat urgensi melonggarkan kebijakan ekonomi menjadi berkurang," tutur Fahmi, dalam keterangannya, Senin.
Lebih lanjut Fahmi bilang, ekspektasi penurunan suku bunga yang menurun itu menjadi pemicu pergerakan pasar kripto cenderung melemah selama beberapa hari terakhir.
"Sementara ekonomi AS yang masih resilien mungkin berdampak positif terhadap sektor bisnis di negara tersebut seperti potensi meningkatnya penjualan, dampak langsungnya terhadap pasar kripto tidak terlalu signifikan," katanya.
"Beragamnya prospek ekonomi dalam dua bulan ke depan membuat pasar kripto berada pada ketidakpastian yang meningkat," sambungnya.
Di tengah dinamika yang ada, Fahmi menyebutkan, strategi akumulasi secara bertahap dan pengelolaan portofolio secara lebih aktif menjadi sebagian opsi yang menarik untuk diperhatikan para investor.
Strategi akumulasi dapat dilakukan apabila investor memantau pergerakan harga saat membeli suatu aset kripto agar dapat menilai level harga dan potensi keuntungannya.
"Volatilitas pasar kripto yang relatif lebih terukur saat ini, dengan potensi terjadinya siklus bullish yang lebih besar pasca perubahan kebijakan suku bunga The Fed, membuat potensi return dari pengelolaan portofolio secara aktif menjadi lebih tinggi," ucapnya.
Baca juga: Influencer Diharapkan Junjung Etika dalam Promosikan Aset Kripto
Terkini Lainnya
- Gappri Khawatir Kenaikan Harga Jual Eceran SKT Berdampak ke Industri Hasil Tembakau
- Strategi DBS Indonesia Jaga Pertumbuhan Kredit Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat
- Bank Mandiri Mantapkan Komitmen Ekonomi Berkelanjutan pada COP 29 di Azerbaijan
- Targetkan Harga Tiket Pesawat Turun, Wamenhub: Kado Natal dan Tahun Baru
- Bank Mandiri Taspen Luncurkan Program Usaha Toko Frozen Mantap
- DBS Indonesia Manfaatkan Momen Lonjakan Paylater untuk Dongkrak Kredit Konsumsi
- Ini Daftar Barang yang Terdampak dan Tidak Terdampak PPN 12 Persen
- Tingkatkan Keamanan Data BUMN, Erick Thohir Gandeng Amazon Web Services
- Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
- Pembebasan Bea Masuk Susu Impor Dikeluhkan Peternak, Ini Kata Dirjen Bea Cukai
- Bidik Nasabah Menengah ke Atas, BTN Hadirkan Kartu Debit BTN Prospera
- Soal Kereta Otonom IKN, DJKA Kemenhub: Kita Tunggu Sampai Akhir Tahun
- CEO Nvidia Jensen Huang: Anda Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI, tapi...
- Berapa Biaya Administrasi Bank BCA per Bulan?
- Kementan Ajukan Perpres Wajibkan Industri Serap Produksi Susu Peternak Lokal, Mentan: Mensesneg Setuju
- CEO Nvidia Jensen Huang: Anda Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI, tapi...
- CEO Nvidia ke Jakarta, Prabowo "Video Call" dari Peru
- Bakauheni Harbour City Siap Jadi Pendorong Pariwisata dan Ekonomi Lampung
- Bahlil: Izin Tambang PBNU Rampung, Muhammadiyah Hampir Selesai
- BRI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya
- Waspada Penipuan Pemalsuan Kontak dan Alamat Catut Nama Bank Danamon
- IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi